Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: "Soft Approach" Penyelamatan Pilot Susi Air Terus Diupayakan, Kendalanya Sinyal

Kompas.com - 03/03/2023, 11:08 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan upaya pendekatan lunak atau soft approach untuk menyelamatkan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens (37) yang hingga saat ini disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Egianus Kogoya.

Adapun penyanderaan Kapten Philip telah terjadi sejak dugaan pembakaran pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro yang dilakukan KKB pada Selasa (7/2/2023) pagi.

"Jadi itu, meskipun sudah 3 minggu (pilot Susi Air disandera) tapi upaya soft approch artinya bahwa komunikasi antara pemerintah daerah dan KKB itu yang masih diutamakan dulu dan yang paling utama adalah keselamatan pilot menjadi faktor penentu," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfitmasi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Pembebasan Pilot Susi Air Disarankan Gandeng Mediator Asing

Menurutnya, upaya komunikasi dengan KKB terus dilakukan dari pemerintah daerah setempat serta tokoh adat setempat.

Dedi menyebutkan, kendala utama yang menyebabkan komunikasi lamban berjalan adalah kondisi sinyal yang buruk.

"Memang yang menjadi kendala utama krn di daerah Lanny Jaya itu signal itu kan susah, jadi kalau mau berhubungan (komunikasi) harus mencari titik tertentu yg bisa menjangkau komunikasi," ungkapnya.

Meski pilot Susi Air asal Selandia Baru itu masih disandera oleh KKB, namun kondisinya dipastikan baik.

Hal itu dipastikan dari komunikasi yang terus dilakukan dengan KKB.

"Kondisi terakhir dalam minggu ini dari pemda memastikan kondisi pilot dalam kondisi baik," ucap Dedi.

Baca juga: Pilot Susi Air Masih Disandera, Pembebasan Lewat Pendekatan Keamanan Diharap Jadi Pilihan Terakhir

Diberitakan sebelumnya, upaya penyelamatan pilot Susi Air terus dilakukan.

Dalam prosesnya, ada sejumlah kendala yang dijumpai oleh pemerintah di antaranya adanya intervensi dari pemerintah Selandia Baru yang meminta agar tidak ada kekerasan dalam proses penyelamatan Kapten Philip.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebelumnya mengungkapkan, aparat TNI dan Polri telah mengetahui titik koordinat lokasi pilot itu.

Namun, ketika aparat ingin bergerak, pemerintah Selandia Baru meminta agar tidak ada kekerasan dalam operasi pembebasan itu.

"Saya katakanlah, loh kita sudah tahu itu tempatnya, di koordinat berapa sudah kita kepung. Tetapi begitu kita bergerak kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan memohon tidak ada tindakan kekerasan karena itu warga kami (Selandia Baru) agar masalah ini tidak menjadi (masalah) internasional,” ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, 21 Februari 2023.

Baca juga: PKS Anggap KKB Papua Mulai Melemah karena Minta Tebusan untuk Bebaskan Pilot Susi Air

Setelah urung melancarkan operasi penyelamatan, Indonesia akhirnya memilih jalur negosiasi yang dilakukan oleh Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge.

Dalam negosiasi ini, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengungkapkan, Egianus Kogoya pernah menyampaikan permintaan uang dan senjata sebagai syarat pelepasan Philips.

Permintaan Egianus tersebut, kata Fakhiri, sulit untuk dipenuhi, terutama terkait senjata api dan amunisi.

Selain itu, kendala yang dihadapi aparat Indonesia adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya kerap berpindah-pindah. Bahkan, mereka berbaur dengan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com