Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Sayangkan Jokowi "Endorse" AHY dkk Jadi Capres-Cawapres, Diminta Belajar dari SBY

Kompas.com - 20/02/2023, 15:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap meng-endorse sosok-sosok tertentu menjadi capres-cawapres.

Hal tersebut berkaitan dengan Jokowi yang menyebut nama sejumlah menteri dan pimpinan partai sebagai capres-cawapres, termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kita juga menyayangkan Pak Jokowi yang terlalu sering meng-endorse figur-figur tertentu sebagai capres dan cawapres yang bisa mempengaruhi netralitas dan profesionalitas aparat," ujar Kamhar saat dimintai konfirmasi, Senin (20/2/2023).

Kamhar lantas meminta Jokowi untuk menghindari pernyataan yang mempromosikan tokoh-tokoh tertentu itu.

Baca juga: Turut Sebut AHY sebagai Figur Capres, Jokowi Dinilai Sampaikan Politik Damai

Kemudian, ia menjadikan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai contoh yang bisa menahan diri tidak meng-endorse siapapun saat Pilpres 2014.

"Ada baiknya belajar pada pengalaman Pilpres 2014, ketika dulu Pak SBY mampu menahan dan menjaga diri dari untuk tidak meng-endorse pasangan tertentu, baik itu Jokowi-JK maupun pasangan Prabowo-Hatta," katanya.

"Sehingga, elemen kekuasaan bisa benar-benar netral. Dan pemilu bisa terselenggara dengan demokratis dan transisi serta peralihan kekuasaan berjalan secara lancar," ujar Kamhar lagi.

Meski demikian, Kamhar tetap mengapresiasi Jokowi yang menyebut AHY sebagai salah satu capres-cawapres.

Baca juga: Jokowi ke PSSI: Saya Titip Blueprint Sepak Bola Jangka Pendek dan Menengah Disiapkan

Menurutnya, Demokrat mengamini ucapan Jokowi terkait AHY tersebut.

"Ini menjadi doa. Bagi Mas Ketum AHY semua harapan baik yang datang baik itu dari elite, dari rakyat maupun dari kader Partai Demokrat, senantiasa menjadi penyemangat dan semakin menambah energi untuk mempersiapkan diri dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh menjemput sejarah jika Tuhan Yang Maha Esa menghendaki dan mentakdirkan untuk itu," katanya.

Kamhar menilai apa yang disampaikan Jokowi menjadi pengakuan atas aspirasi dan kehendak rakyat agar AHY bisa menjadi pemimpin ke depannya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui usai menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/2/2023). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ditemui usai menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (17/2/2023).

Sebelumnya, Jokowi sempat lupa menyebut nama AHY ketika sedang menyebutkan nama-nama capres atau cawapres di Hari Lahir (Harlah) ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca juga: Sebut AHY Berpotensi Jadi Capres-Cawapres, Jokowi Dinilai Ingin Hormati dan Senangkan Oposisi

Awalnya, Jokowi bertanya kepada para hadirin mengenai sosok capres dan cawapres yang mau PPP usung.

Kemudian, ia mengatakan, semua sosok yang berpotensi menjadi capres atau cawapres hadir dalam acara tersebut.

Sebab, PPP memang mengundang sejumlah menteri hingga ketua umum partai politik.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com