Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Peran Gus Dur, Muhaimin Sebut PKB Konsisten Dorong Warga Tionghoa Jadi Pemimpin

Kompas.com - 19/01/2023, 08:06 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, partainya konsisten mendukung warga etnis Tionghoa untuk menjadi pemimpin negara.

Ia mengungkapkan, semangat itu merupakan warisan dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“(Gus Dur) menjadi presiden pertama yang mengangkat orang Tionghoa menjadi menterinya pada kabinet pemerintahan yang dipimpinnya. Beliau mengangkat Pak Kwik Kian Gie,” ujar Muhaimin dalam acara perayaan Imlek PKB di kawasan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023) malam.

Baca juga: Cerita Warga Tionghoa di Semarang Rela Ganti Sajian Daging Babi dengan Kambing demi Altar Gus Dur

Semangat itu, lanjut dia, diteruskan PKB ketika mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Bupati di Belitung Timur pada 2005.

“Dulu tidak terbayang Tionghoa bisa menjadi kepala daerah, dan untuk pertama kalinya Gus Dur mendorong Ahok maju di Belitung,” kata Muhaimin.

“Apalagi DPR RI, sekarang menjadi hal yang biasa warga Tionghoa menjadi DPR RI,” sambungnya.

Ia menegaskan, warga Tionghoa juga banyak yang menjadi kader utama PKB. Salah satunya adalah Ketua DPP PKB Daniel Johan.

Muhaimin berharap semakin banyak warga Tionghoa mau berkiprah di dunia politik Tanah Air, dan PKB membuka pintu untuk mengakomodirnya.

“PKB akan tetap digaris terdepan dalam menjaga kebhinekaan, dan Pancasila,” imbuhnya.

Diketahui Gus Dur mendapatkan gelar Bapak Tionghoa Indonesia karena kiprahnya memberikan kebebasan berekspresi pada warga Tionghoa yang dikekang oleh Presiden Soeharto.

Baca juga: Perayaan Imlek, Etnis Tionghoa di Pecinan Semarang Sajikan Makanan Kesukaan Gus Dur untuk Sembahyang

Ia menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 untuk mencabut Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang berisi pengekangan kebebasan berekspresi warga Tionghoa.

Gus Dur pun meminta agar warga Tionghoa tidak dikucilkan.

“Mereka adalah orang Indonesia, tidak boleh dikucilkan hanya diberi satu tempat saja. Kalau ada yang mencerca mereka tidak aktif di masyarakat, itu karena tidak diberi kesempatan,” ungkapnya dikutip dari Harian Kompas terbitan 11 Maret 2004.

“Cara terbaik, bangsa kita harus membuka semua pintu kehidupan bagi bangsa Tionghoa sehingga mereka bisa dituntut sepenuhnya menjadi bangsa Indonesia,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com