Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsul Sani Goda Johan Budi soal Capres PDI-P : Kalau Ini Capresnya Ganjar, Saya Tahu...

Kompas.com - 17/01/2023, 17:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani berseloroh bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bakal mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal tersebut tak sengaja disampaikan Arsul dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Komisi III DPR bersama Gerakan Rakyat Anti Madat dan Perkumpulan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta, Selasa (17/1/2023).

Mulanya, Arsul meyakinkan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta bahwa jika ada peluang untuk memproses hukum pengelola Meikarta, bakal dibantu oleh politisi Golkar Supriansa.

Setelah itu, Arsul memamerkan rekan-rekannya yang hadir dalam RDPU tersebut.

Baca juga: Kode-kode Megawati di HUT PDI-P, Dukungan untuk Puan dan Sindiran ke Jokowi?

Dia menilai, rekan-rekannya yang hadir dalam rapat memiliki jabatan tak main-main di partai masing-masing.

"Apalagi baru datang Pak Dr Habiburokhman, ini enggak main-main ini, Pak, Waketum Partai Gerindra, calon presidennya Pak Prabowo yang jelas," ujar Arsul.

"Kalau ini (menunjuk Supriansa) Golkar, capresnya Pak Airlangga Hartarto, saya tahu," tambahnya.

Selanjutnya, tibalah Wakil Ketua Umum PPP ini menunjuk Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Johan Budi.

Kata Arsul, partai politik tempat Johan Budi bernaung bakal mengusung salah seorang kader yang juga digadang sebagai bakal capres.

Baca juga: Redupnya Sinar Ganjar di HUT PDI-P, Tak Dihiraukan Megawati hingga Duduk Berimpitan dengan Kader Lain

"Kalau yang sebelah saya ini [menunjuk Anggota PDI-P Johan Budi, capresnya Pak Ganjar Pranowo, saya tahu, eh salah?" Arsul berseloroh.

Wakil Ketua MPR ini melanjutkan pembicaraannya pada fokus Meikarta.

Ia menyatakan bahwa apa yang telah disampaikan Komunitas Peduli Konsumen Meikarta akan ditindaklanjuti. Asalkan, jika mereka membawa dan melengkapi dokumen-dokumen hukum yang dianggap perlu.

"Atau kalau tidak mau repot dikirim PDF, WhatsApp kepada teman-teman di sekretariat Komisi III, sehingga kita bisa dalami soal itu," kata dia.

Perlu diketahui, perpolitikan nasional hingga kini terus mengalami dinamika di masing-masing partai.

Ada partai politik yang sudah membentuk koalisi, tetapi ada pula partai yang belum memutuskan.

Salah satu partai itu adalah PDI-P. Partai berlambang banteng moncong putih ini santer dikabarkan akan mengusung kader sendiri.

Suara mengerucut kepada dua kader PDI-P yang digadang bakal diumumkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, yakni Ketua DPP Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.

Namun, diketahui bahwa Megawati belum mengumumkan siapa tokoh yang akan diusung PDI-P sebagai capres maupun cawapres untuk Pilpres 2024.

Sebelumnya juga sempat muncul dewan kolonel, barisan kader PDI-P yang mendukung pencalonan Puan. Johan Budi masuk salah satu anggotanya. Belakangan, kelompok ini mendapat teguran dari PDI-P yang menyatakan wewenang penentuan capres masih ada di benak Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Seluruh kader diminta menunggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com