JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, kebijakan impor beras bertujuan memperkuat cadangan beras nasional.
Dia pun memastikan bahwa beras komersial tersebut tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu, misalnya untuk penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.
"Penggunaannya akan diawasi secara ketat, untuk memastikan tidak masuk ke pasar dan kita pastikan betul beras komersial ini tidak akan mengganggu beras dalam negeri produksi petani," ujar Moeldoko dilansir dari siaran pers KSP, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Bapanas Bantah Isu Impor Beras Bakal Rugikan Petani
Pada Rabu, KSP menggelar rapat koordinasi terkait perberasan nasional bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, dan Badan Pangan Nasional.
Hal itu sebagai tindak lanjut koordinasi setelah pemerintah menyiapkan 500.000 ton beras komersial di luar negeri yang sewaktu-waktu dapat dibawa ke Indonesia.
Beras komersial itu merupakan persediaan akhir tahun 2022 sampai menunggu panen raya pada Februari-Maret 2023.
Tujuannya, Bulog dapat menyerap hasil panen petani untuk mengisi ulang kembali stoknya sampai dengan 1,2 juta ton.
"Ini diperlukan dalam rangka menjaga floor price di tingkat petani, dan berikutnya dikeluarkan pada saat produksi berkurang di akhir tahun," kata Moeldoko.
Baca juga: Siap-siap, Bulog Akan Impor Beras 200.000 Ton di Akhir Tahun
Mantan Panglima TNI ini menyebutkan, posisi stok beras di Bulog saat ini kurang dari 500.000 ton.
Sementara itu, sisanya berada di rumah tangga, pedagang, dan penggilingan padi.
Meski cadangan beras terbilang tersedia, menurut dia, pemerintah tetap ingin menjamin dan memastikan ketersediaan beras di masyarakat benar-benar aman.
Untuk itu, pemerintah mengambil kebijakan pengadaan beras komersial di luar negeri.
"Hal ini juga sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi," kata Moeldoko.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga membantah anggapan pemenuhan cadangan beras melalui pengadaan beras komersial di luar negeri menunjukkan produksi beras tidak mencukupi.
Menurut dia, justru hasil produksi beras nasional masih terbilang surplus. Adapun produksi beras nasional Januari-Desember 2022 diproyeksikan sebesar 31,90 juta ton.
Baca juga: Sempat Menolak, Mendag Zulhas Akhirnya Setujui Impor Beras 500.000 Ton