Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Izinkan Impor Beras, Moeldoko: Tidak Akan Ganggu Produksi Petani

Kompas.com - 14/12/2022, 13:51 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, kebijakan impor beras bertujuan memperkuat cadangan beras nasional.

Dia pun memastikan bahwa beras komersial tersebut tidak akan mengganggu beras petani karena hanya dipergunakan pada kondisi tertentu, misalnya untuk penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya.

"Penggunaannya akan diawasi secara ketat, untuk memastikan tidak masuk ke pasar dan kita pastikan betul beras komersial ini tidak akan mengganggu beras dalam negeri produksi petani," ujar Moeldoko dilansir dari siaran pers KSP, Rabu (14/12/2022).

Baca juga: Bapanas Bantah Isu Impor Beras Bakal Rugikan Petani

Pada Rabu, KSP menggelar rapat koordinasi terkait perberasan nasional bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, dan Badan Pangan Nasional.

Hal itu sebagai tindak lanjut koordinasi setelah pemerintah menyiapkan 500.000 ton beras komersial di luar negeri yang sewaktu-waktu dapat dibawa ke Indonesia.

Beras komersial itu merupakan persediaan akhir tahun 2022 sampai menunggu panen raya pada Februari-Maret 2023.

Tujuannya, Bulog dapat menyerap hasil panen petani untuk mengisi ulang kembali stoknya sampai dengan 1,2 juta ton.

"Ini diperlukan dalam rangka menjaga floor price di tingkat petani, dan berikutnya dikeluarkan pada saat produksi berkurang di akhir tahun," kata Moeldoko.

Baca juga: Siap-siap, Bulog Akan Impor Beras 200.000 Ton di Akhir Tahun

Mantan Panglima TNI ini menyebutkan, posisi stok beras di Bulog saat ini kurang dari 500.000 ton.

Sementara itu, sisanya berada di rumah tangga, pedagang, dan penggilingan padi.

Meski cadangan beras terbilang tersedia, menurut dia, pemerintah tetap ingin menjamin dan memastikan ketersediaan beras di masyarakat benar-benar aman.

Untuk itu, pemerintah mengambil kebijakan pengadaan beras komersial di luar negeri.

"Hal ini juga sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi," kata Moeldoko.

Pada kesempatan itu, Moeldoko juga membantah anggapan pemenuhan cadangan beras melalui pengadaan beras komersial di luar negeri menunjukkan produksi beras tidak mencukupi.

Menurut dia, justru hasil produksi beras nasional masih terbilang surplus. Adapun produksi beras nasional Januari-Desember 2022 diproyeksikan sebesar 31,90 juta ton.

Baca juga: Sempat Menolak, Mendag Zulhas Akhirnya Setujui Impor Beras 500.000 Ton

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com