JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR, Santoso menilai, peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, pada Rabu (7/12/2022) pagi, menjadi perhatian besar bagi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Menurut dia, peristiwa ini semestinya dapat dicegah dan diwaspadai sejak dini, mengingat kejadiannya yang mendekati momen Natal dan tahun baru 2023.
"Peristiwa bom bunuh diri ini, BNPT kecolongan," kata Santoso saat dihubungi, Rabu.
Baca juga: Polri Diminta Siaga Cegah Serangan Teror Lain Usai Bom Astanaanyar
Diketahui, pelaku yang bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim alias Abu Abdullah itu adalah mantan napi teroris. Sebelumnya, ia mendekam empat tahun di penjara setelah dinyatakan bersalah dalam aksi di Cicendo, Jawa Barat, tahun 2017.
Atas hal ini, Santoso pun mempertanyakan program deradikalisasi yang dilaksanakan oleh badan yang dipimpin Boy Rafli Amar itu.
"Jangan hanya berorientasi pada penyerapan anggaran, tapi benar-benar membentuk sikap toleran antar anak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik," tegas politisi Demokrat itu.
Santoso pun mewanti-wanti agar aparat keamanan beserta Badan Intelijen Negara (BIN) dapat mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa di kemudian hari.
Baca juga: Moeldoko: Hentikan Ideologi Kekerasan, Stop Aksi Bom Bunuh Diri
Sebelumnya, aksi bom bunuh di Polsek Astanaanyar, kota Bandung, terjadi pada pukul 08.20 WIB Rabu pagi.
Kapolrestabes Bandung Aswin Sipayung megatakan, saat itu anggota Polsek Astana Anyar sedang melaksanakan apel pagi.
Tiba-tiba ada seseorang laki-laki masuk ke polsek mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel pagi. Seketika, anggota pun menghindar.
"Lalu ada ledakan. Sekarang pelaku meninggal dunia di lobi," ujar Aswin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.