Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I DPR Mau Cecar Calon Panglima TNI Yudo Margono, Rapat Digelar Tertutup

Kompas.com - 02/12/2022, 15:32 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono telah selesai menyampaikan visi dan misinya sebagai calon Panglima TNI.

Komisi I DPR pun menutup rapat untuk umum.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menjelaskan, setelah penyampaian visi misi, kini anggota DPR akan mencecar Yudo dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Dengan demikian kita bisa masuk ke sesi berikutnya yaitu sesi pendalaman sebagaimana kami sampaikan tadi bahwa untuk pendalaman kita akan lakukan secara tertutup," ujar Meutya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Fit and Proper Test Calon Panglima, Yudo Ingin Prajurit TNI Jadi Contoh Hidup Sederhana

Meutya pun meminta kepada awak media yang sedang meliput dari dalam ruangan Komisi I DPR untuk segera keluar.

Dia juga memohon maaf karena rapat dengan Yudo harus digelar tertutup. Pasalnya, rapat akan menyangkut kerahasiaan negara.

"Nanti silakan ditanyakan kepada calon Panglima usai rapat apa-apa saja yang dibahas. Rapat kita skors 30 detik," imbuhnya sambil mengetuk palu.

Sebelumnya, Meutya Hafid mengungkapkan fit and proper test Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI dilaksanakan secara terbuka.

Namun, jika Yudo menyampaikan hal yang mengandung kerahasiaan negara, maka rapat akan langsung bersifat tertutup.

Baca juga: Tekankan Pentingnya Sinergitas TNI-Polri, Yudo Margono: Istri Saya Saja Polri

Awalnya, Meutya mengungkapkan kesepakatan itu sudah disepakati oleh internal Komisi I DPR.

Meutya memutuskan agar fit and proper test Yudo digelar terbuka terlebih dahulu. Namun, apabila rapat harus digelar tertutup, maka rapat akan langsung ditutup untuk umum.

"Jadi terbuka. Jika nanti ada hal-hal yang perlu ditutup misalnya dalam pendalaman, maka rapat akan kita ganti dengan sifat tertutup. Sepakat ya. Rapat kita buka dan sifatnya terbuka," imbuh Meutya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com