JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia banyak ditemukan pada kelompok usia 25-49 tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menyebut, hal ini tecermin dari data pengamatan tahun 2018 hingga tahun 2022.
"Sebagian besar kasus HIV ini berada di kelompok umur usia 25 sampai 49 tahun. Dan setiap tahunnya, masih saja ditemukan anak dengan HIV," kata Imran Pambudi dalam konferensi pers bertajuk “Temu Media Hari AIDS Sedunia 2022” secara daring, Selasa (29/11/2022).
Imran menyampaikan, kelompok berusia 25-49 tahun ini memiliki porsi sebesar 70,4 persen. Kemudian, diikuti oleh kelompok usia 20-24 tahun dengan porsi 15,9 persen.
Baca juga: Gara-gara Stigma Buruk Masyarakat, Banyak Pasien HIV/AIDS Kabur dan Sulit Dimonitor
Adanya temuan kasus ini terjadi bersamaan dengan mulai menurunnya kasus infeksi baru HIV dari tahun 2010-2022. Tercatat dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, kasus HIV menurun 50 persen dari 52.990 kasus menjadi 26.730 kasus.
Kendati begitu, penurunan ini belum mencapai target yang telah diharapkan. Adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 telah nyata memperlambat upaya eliminasi HIV/AIDS tahun 2030.
"Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS itu masih memerlukan penguatan-penguatan," ucapnya.
Asia Tenggara sendiri telah menyumbang 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia.
Baca juga: Cegah Penyebaran HIV/AIDS, Dinkes Kota Bekasi Alokasikan 16.560 Alat Kontrasepsi
Di Indonesia, prevalensi kasus HIV berbeda-beda tergantung dari provinsi. Papua dan Papua Barat misalnya, prevalensi HIV mencapai 1,8 persen.
"Kita memang perlu memberikan perhatian yang lebih banyak untuk Papua dan Papua Barat untuk HIV/AIDS,", ungkapnya.
Sementara itu, Indonesia berkomitmen untuk melakukan eliminasi HIV/AIDS mencapai 0 persen pada tahun 2030.
Komitmen ini ditegakkan dalam target 95-95-95, yaitu 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV-nya, 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHIV yang diobati mengalami supresi virus.
Tercatat hingga September 2022, target tersebut belum tercapai secara optimal. Hanya 79 persen orang dengan HIV mengetahui status HIV-nya, 41 persen sudah mendapat pengobatan, dan 16 persen pengobatan terhadap pasien mengalami depresi virus.
“Jadi, tujuan penanggulangan HIV itu adalah mengakhiri epidemi pada tahun 2030 dan ditandai dengan tercapainya three zero, yaitu zero infeksi baru, zero kematian, dan zero stigma atau diskriminasi,” jelas Imran.
Sebagai informasi, HIV merupakan virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit akibat yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.