Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Tak Mau Buru-buru Umumkan Koalisi, Nasdem Sebut Tak Ada "Kawin Paksa" di Koalisi Perubahan

Kompas.com - 22/11/2022, 21:52 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menekankan tidak ada 'kawin paksa' dalam Koalisi Perubahan yang sedang dijajaki oleh Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Hal itu dikatakan Willy menjawab Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang blak-blakan tidak ingin buru-buru berkoalisi karena khawatir pecah di tengah jalan.

"Ya tentu pertimbangan sangat bagus. Dan kita lihat, ini kan bukan kawin paksa. Karena dia bukan kawin paksa, dia datang dengan kesadaran. Dan kita (Nasdem-Demokrat-PKS) equal partnership," ujar Willy saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).

Willy mengatakan, Nasdem tidak akan memaksakan kehendak partai politik dalam Koalisi Perubahan.

Baca juga: Respons Nasdem soal AHY Sebut Ada yang Tak Ingin Koalisi Perubahan Terbentuk

Menurutnya, Nasdem tidak ingin ada perpecahan di dalam koalisi saat menghadapi Pemilu 2024.

"Yang penting alon-alon asal kelakon. Prinsipnya apa? Yang menjadi episentrumnya adalah Mas Anies sendiri sebagai simbol perubahan," kata Willy.

Kemudian, Willy mengatakan bahwa Nasdem juga sedang berkomunikasi dengan banyak partai politik lain, bukan hanya PKS dan Demokrat.

Namun, sejauh ini, yang intens dan cukup lama berkomunikasi dengan Nasdem adalah Demokrat dan PKS.

"Pilihan alternatif kedua adalah mungkin masing-masing partai akan deklarasi dulu capresnya. Habis itu akan deklarasi bersama setelah itu. Jadi, prosesnya tidak langsung bersama," ujar Willy.

Baca juga: AHY Sebut Ada yang Tak Inginkan Koalisi Demokrat-Nasdem-PKS Terbentuk

AHY sebelumnya mengaku tak ingin partainya terburu-buru membentuk koalisi untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ia tidak mau deklarasi koalisi partainya hanya untuk gimik politik semata, tetapi mudah bubar di tengah jalan.

"Jangan tergesa-gesa, gopoh. Kalau hanya sekadar bersatu, cuma sekadar gimik politik, saya khawatir koalisinya akan mudah rapuh," kata AHY saat berpidato dalam acara Pelantikan Pengurus DPC Demokrat Se-Provinsi Jawa Barat, Sabtu (19/11/2022) dikutip dari YouTube Partai Demokrat.

AHY mengatakan, ia sebenarnya tidak ingin Demokrat mengulur-ulur waktu untuk membentuk koalisi. Tetapi, pendaftaran peserta pilpres baru akan dibuka pada Oktober tahun depan.

Oleh karena itu, menurutnya, masih cukup waktu bagi Demokrat untuk mematangkan rencana koalisi.

"Buat apa kalau hanya sekadar mendeklarasikan tetapi pecah di tengah jalan?" ujar AHY.

Baca juga: Tak Ingin Buru-buru Umumkan Koalisi, AHY: Buat Apa Deklarasi kalau Pecah di Tengah Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com