JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, partainya saat ini berkomunikasi intens dengan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, menurutnya, banyak sekali dinamika dalam rencana koalisi. Bahkan, dia mengatakan, ada yang tidak ingin koalisi ketiga partai terbentuk.
"Hari ini kita berkomunikasi baik dengan dua partai yang ada di nasional yaitu Nasdem dan PKS. Tetapi politik itu banyak sekali dinamika dan hantaman, ada yang tidak menginginkan itu (koalisi Nasdem-Demokrat-PKS) terjadi," kata AHY saat berpidato dalam acara Pelantikan Pengurus DPC Demokrat Se-Provinsi Jawa Barat, Sabtu (19/11/2022) dikutip dari YouTube Partai Demokrat.
Baca juga: Tak Ingin Buru-buru Umumkan Koalisi, AHY: Buat Apa Deklarasi kalau Pecah di Tengah Jalan
Meski tak mengungkap sosok yang dimaksud, AHY menduga, pihak yang tak suka dengan rencana koalisi Demokrat-Nasdem-PKS itu sebenarnya khawatir jika ketiga partai menang pada pilpres mendatang.
"Tentu kalau itu (koalisi Demokrat-Nasdem-PKS) terjadi mungkin dianggap sebagai sebuah peluang bagi kita untuk sukses sehingga banyak upaya agar itu tidak terjadi," ujarnya.
Kendati sudah lama menjalin komunikasi dengan kedua partai, AHY mengaku tak ingin Demokrat terburu-buru mengumumkan koalisi.
Dia tidak mau deklarasi koalisi partainya hanya untuk gimik politik semata, tetapi mudah bubar di tengah jalan.
"Jangan tergesa-gesa, gopoh. Kalau hanya sekadar bersatu, cuma sekadar gimik politik, saya khawatir koalisinya akan mudah rapuh," katanya.
Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan, dirinya sebenarnya juga tidak ingin Demokrat mengulur-ulur waktu untuk membentuk koalisi. Namun, pendaftaran peserta pilpres baru akan dibuka pada Oktober tahun depan.
Oleh karenanya, menurut dia, masih cukup waktu bagi Demokrat untuk mematangkan rencana koalisi.
"Buat apa kalau hanya sekadar mendeklarasikan tetapi pecah di tengah jalan?" ujar AHY.
AHY pun meminta kadernya untuk mengupayakan terwujudnya koalisi Demokrat-Nasdem-PKS. Dia juga menginstruksikan jajaran partainya memperkuat kerja sama guna meraih kemenangan pada pemilu mendatang.
"Mudah-mudahan terbangun benar sebuah koalisi, sebuah poros perubahan. Dan benar-benar terbentuk pasangan yang bisa membawa perubahan, perbaikan tadi," kata pimpinan partai bintang mercy itu.
Baca juga: Tanda Tanya Cawapres Anies Baswedan, dari AHY, Aher, hingga Gibran
Sebagaimana diketahui, Demokrat sejak lama berkomunikasi dengan Nasdem dan PKS terkait koalisi Pemilu 2024. Namun, hingga kini, rencana koalisi itu belum juga resmi.
Ketiga partai sempat berencana mendeklarasikan koalisi pada 10 November 2022, namun batal. Alasannya karena kesibukan masing-masing elite partai politik.
Kongsi yang menamakan diri Koalisi Perubahan ini berencana mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Adapun Anies telah lebih dulu dideklarasikan sebagai capres Partai Nasdem.
Sementara, calon wakil presiden (cawapres) Anies masih menjadi tanda tanya. Sejumlah nama mencuat, mulai dari AHY hingga mantan Gubernur Jawa Barat yang juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.