Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Makin Berumur, Masyarakat Makin Abai Protokol Kesehatan

Kompas.com - 21/11/2022, 09:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas menemukan, masyarakat makin abai menerapkan protokol kesehatan saat makin berumur tua. Artinya, kaum muda lebih patuh terhadap protokol kesehatan dibanding yang lebih tua.

Hal ini terjadi di tengah peningkatan kasus Covid-19 karena munculnya subvarian baru Omicron, termasuk XBB. Bahkan pada 16 November, kasus harian mencapai 8.486 dalam sehari, menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2022.

Kasus ini meningkat dari rata-rata bulan Oktober hanya sekitar 1.000 kasus per hari. Merujuk laman Covid19.go.id, rata-rata kasus baru pada minggu pertama Oktober mencapai 1.735 kasus.

Meningkat jadi 2.661 kasus pada minggu terakhir Oktober, lalu menjadi 6.697 kasus pada minggu ketiga November.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 48,4 Persen Masyarakat Khawatir Subvarian Baru XBB, Tapi Prokes Longgar

"Jajak pendapat Kompas menemukan bahwa, semakin berumur, masyarakat semakin abai terhadap protokol kesehatan," kata peniliti Litbang Kompas, Agustina Purwanti, dikutip dari Kompas.id, Senin (21/11/2022).

Mengacu hasil survei, sebanyak 77 persen responden berusia 18-30 tahun yang masih setia menerapkan protokol kesehatan sejak awal pandemi Covid-19. Sementara itu, 5,5 persen mengaku tidak selalu menerapkan protokol kesehatan, dan 15,3 persen sudah tidak menerapkan.

Angka penerapan protokol kesehatan ini semakin turun pada kelompok usia yang lebih dewasa/

Hanya 75 persen kelompok usia 31-45 tahun yang masih menerapkan protokol kesehatan, menyusut lagi menjadi 73,8 persen pada kelompok usia 48-59 tahun, dan 65,6 persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas.

Baca juga: Pastikan Stok Vaksin Covid-19 Aman, Dinkes DKI Imbau Warga Segera Booster

"Selisih pada ketiga kelompok tersebut memang relatif sedikit. Namun, pada kelompok lansia atau 60 tahun ke atas, hanya tersisa 65,6 persen responden yang masih menerapkan protokol kesehatan," ucap Agustina.

Padahal kata Agustina, ketiga kelompok itu paling rawan terpapar Covid-19. Peta sebaran Covid-19 yang disusun oleh Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, 6 dari 10 pasien berasal dari kelompok usia tersebut.

Semakin matang usia, tingkat fatalitas pun kian tinggi. Hingga 18 November 2022, terdapat 159.291 pasien Covid-19 yang meninggal, separuhnya adalah pasien yang berasal dari kelompok usia 60 tahun ke atas.

Sisanya, kelompok usia 46-59 tahun (35,4 persen) dan 45 tahun ke bawah (17 persen).

"Perilaku abai terhadap protokol kesehatan itu pun tak lepas dari anggapan pandemi telah usai. Tersisa 41 persen dari total responden yang menyatakan pandemi belum berakhir," tutur dia.

Lebih lanjut, bentuk disiplin prokes yang masih paling banyak dilakukan adalah memakai masker. Diikuti oleh mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer secara rutin.

Sedangkan upaya menjaga jarak dan menjauhi kerumunan menjadi yang paling sedikit dilakukan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Level PPKM di DKI Jakarta Akan Naik?

"Sisanya sudah tidak melakukan protokol kesehatan apa pun. Bahkan terdapat sebagian besar responden yang mengaku tidak pernah menerapkan protokol kesehatan sejak awal pandemi," kata Agustina.

Sebagai informasi, survei ini dikumpulkan melalui telepon pada 8-10 November sehingga sebanyak 512 responden dari 34 provinsi berhasil diwawancarai.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di masing-masing provinsi. Menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen, nirpencuplikan penelitian lebih kurang 4,33 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com