JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Saiful Mujani memprotes pemilihan rektor UIN yang diduga dipilih langsung oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Saiful mengaku menerima kabar bahwa seleksi calon rektornya yang seluruhnya berasal dari Ciputat akan diadakan di Hotel Sangrila, Surabaya, Jawa Timur.
Ia menyebut hampir semua tim penyeleksi berasal dari Departemen Agama.
Baca juga: Kejaksaan Eksekusi Lahan di Ciputat, Dikembalikan Jadi Milik UIN
Saiful heran lantaran seleksi calon rektor justru digelar di Surabaya, bukan di Departemen Agama, Jakarta, atau pun UIN Jakarta itu sendiri.
“Prosedur pemilihan rektor di UIN atau di bawah Depag (Departemen Agama) pada intinya tidak ditentukan oleh pihak UIN sendiri seperti oleh senat, melainkan oleh Menteri Agama seorang diri,” kata Saiful dalam keterangan tertulis, Selasa (15/11/2022).
“Mau-maunya Menteri saja, mau milih siapa. UIN dan senat universitas tidak punya suara. Ini seperti lembaga jahiliah,” sambung dia.
Baca juga: Kemenag Buka Lowongan Kerja 9 Jabatan Eselon II, Simak Posisi dan Persyaratannya!
Saiful mengungkapkan, sejauh ini pihak senat UIN Jakarta hanya mencatat siapa saja yang mendaftar dan menenuhi syarat calon rektor.
Selanjutnya, kata dia, hasil inventaris senat diserahkan oleh rektor ke Departemen Agama untuk diseleksi oleh tim.
“Tim ini kemudian memilih beberapa nama untuk diajukan ke Menteri, lalu menteri sendiri yang milih,” ujarnya.
Menurutnya, pemilihan rektor kali ini tidak memperlihatkan adanya transparansi, bahkan cenderung terjadi kasak-kusuk lobi alternatif terkait pemilihan rektor.
Baca juga: Soal Syarat Vaksin Meningitis untuk Umrah, Kemenkes: Kami Ikuti Pedoman Kemenag
“Transparansi tidak nampak. Kasak-kusuk lobi alternatifnya. Sebagai guru di kampus ini, malu rasanya. Saya pernah bersuara agar pemilihan rektor dengan cara jahiliah ini diboikot saja. Tapi tidak ada yang dengar,” tegas dia.
Ia menambahkan, jauh sebelum pemilihan rektor dilakukan seperti yang terjadi saat ini, justru banyak produk membanggakan yang dihasilkan.
Contohnya seperti mendiang Azyumardi Azra yang pernah menjadi rektor UIN Jakarta.
“Sebelum kebijakan cara pemilihan rektor seperti sekarang, rektor UIN/IAIN dipilih oleh senat guru besar, dan telah melahirkan rektor-rektor yang kami hormati, kami cintai, dan kami banggakan seperti Alm Prof Harun Nasution, Alm Prof Azyumardi Azra,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.