Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NU Buka Peluang Forum R20 Lebarkan Sayap Rangkul Kelompok Ekstrem

Kompas.com - 03/11/2022, 22:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

NUSA DUA, KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama tak menutup kemungkinan bahwa forum agama G20, Religion 20 (R20), dapat merangkul kelompok ekstrem pada tahap tertentu.

"Upaya perdamaian harus melibatkan semua pihak, termasuk kelompok 'garis keras'. Itu, pada prinsipnya, akan dilakukan," kata Wakil Sekretaris Jenderal NU sekaligus juru bicara R20, Muhammad Najib Azca, setelah penutupan R20 pada Kamis (3/11/2022).

Sebagai informasi, forum R20 diinisiasi NU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022, guna membahas bagaimana konflik berbasis agama harus berakhir dan bagaimana agama bisa menjadi solusi bagi krisis global.

Baca juga: Warga NU Tidak Bisa Diringkus dalam Pilihan Elektoral yang Tunggal

NU juga membangun kesekretariatan permanen untuk R20 di North Carolina, AS, bernama Center for Shared Civilizational Value (CSCV) yang diketuai Mustasyar PBNU Ahmad Mustofa Bisri.

Nama Charles Holland Taylor, pria AS yang sudah lama berkecimpung dalam studi Indonesia dan keislaman serta memiliki rekam jejak yang dekat dengan NU lewat Yayasan Libforall dan Bayt Arrahmah, tercatat sebagai CEO CSCV.

Saat ini, forum R20 disebut akan menghasilkan komunike yang salah satunya memohon Presiden RI Joko Widodo menjadikan R20 sebagai engagement event resmi G20.

Jika hal ini disepakati para delegasi negara KTT G20, maka R20 akan diselenggarakan siapa pun presidensi G20 dan dengan itu, upaya membangun forum ini secara jangka panjang dapat tercapai.

Azca mengakui, forum R20 di Bali tidak serta-merta berdampak, sebab pekerjaan ini bersifat jangka panjang dan butuh keberlanjutan.

Dalam pekerjaan jangka panjang itu lah, kelompok ekstrem atau sayap kanan dapat dirangkul. Hal itu disebut sesuai dengan visi R20 untuk memperluas jaringan.

"Tentu prosesnya bermacam-macam. Istilahnya, kalau orang kita bilang, makan bubur dari pinggir, tidak langsung dari tengah," sebut Azca.

Baca juga: NU Klaim Forum R20 Bakal Berdampak Konkret Atasi Krisis Dunia

"Kita akan memanggil semua orang untuk bergabung, tidak hanya figur agama, mungkin bisa lebih banyak politikus, lebih banyak diplomat, pebisnis, sehingga kita bisa berjuang bersama menemukan solusi," tambah Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf.

Pelibatan kelompok sayap kanan sebetulnya telah dimulai dalam R20 di Bali, dengan diundang dan hadirnya Varanasi Ram Madhav, pemimpin Bharatiya Janata Party (BJP) sekaligus pemuka Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi sayap kanan India yang dikaitkan dengan kasus-kasus antikeragaman di Anak Benua.

NU mengeklaim bahwa diundangnya RSS tak terlepas dari status India sebagai presidensi R20 berikutnya dan ormas itu dianggap representatif, serta bahwa forum R20 akan menjadi ajang yang tepat untuk mendiskusikan masalah ini.

"Bahwa kita tahun ini harus segera libatkan ( sayap kanan) India karena kita butuh mitra kuat di India. Kalau kita nggak libatkan India, ya kemungkinan terwujud (tujuan R20) di India akan sangat kecil," ujar Najib.

Baca juga: PBNU Turunkan Caretaker, MWC NU Karawang Ancam Segel Kantor PCNU

"Cuma, tidak semua kelompok garis keras dilibatkan hari ini. Kita mulai makan bubur dari pinggir, kita sudah mulai hari ini dengan melibatkan aktor sosial ekonomi politik penting di India yaitu teman-teman yang memiliki asosiasi dengan RSS," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com