Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adik Brigadir Yosua Tahan Emosi Setelah Dihalangi untuk Lihat Jenazah Kakaknya...

Kompas.com - 28/10/2022, 15:46 WIB
Syakirun Ni'am,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adik Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat, Mahareza Rizky Hutabarat, mengaku menahan emosi untuk tidak berkelahi dengan atasannya saat dilarang melihat dan mengangkat jenazah kakaknya untuk yang terakhir kali.

Reza mengaku menahan diri agar tidak sampai melakukan tindakan yang menurutnya bodoh.

“Saya (pakai) pakaian dinas, ada juga pimpinan pakai pakaian dinas. Mungkin saya kayak berantem sampa pimpinan saya kan hal bodoh itu,” kata Reza dalam talk show Rosi yang tayang Kompas TV, Kamis (27/10/2022) malam.

Reza juga mengaku menahan emosi ketika dihalang-halangi melihat jenazah kakaknya di Rumah Sakit Polri Soekanto di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Tak Kuasa Menahan Air Mata, Bharada E: Saya Akan Bela Bang Yos Terakhir Kalinya...

Peristiwa itu terjadi sebelum jenazah Brigadir J dibawa ke Jambi. Reza mengaku ingin sekali meluapkan kemarahan dan melawan. Namun, ia urungkan.

“Ingin banget (marah dan melawan), cuma mikir lagi kita,” ujar Reza.

Reza mengungkapkan, ia mesti menahan emosi karena mempertimbangkan perjuangan Brigadir Yosua yang telah membantunya sehingga berhasil bergabung korps Bhayangkara.

Reza menceritakan, untuk bisa masuk ke kepolisian ia harus menjalani tes sebanyak dua kali. Selain itu, Yosua juga memberikan sejumlah tuntunan terkait tes jasmani, rohani.

“Beliau yang kayak ngasih arahan, kamu tuh begini loh De,” ujar Reza menirukan kakaknya.

Baca juga: AKBP Ari Cahya: Sambo Tunjukkan Jenazah Yosua, Bilang Dia Kurang Ajar Lecehkan Ibu

Ia lantas berpikir bahwa keberhasilan dirinya bergabung di institusi kepolisian merupakan satu kebanggaan bagi Yosua. Pencapaian itu tidak terlepas dari kerja keras kakaknya.

Selain itu, adalah doa kedua orang tua yang memintakan agar ia bisa menjadi polisi.

“Saya mikir kayak, ini mungkin juga suatu kebanggaan buat almarhum bisa jadikan saya sebagai anggota Polri, usaha dia juga keras untuk bantu saya,” tutur dia.

Sebagaimana diketahui, Yosua meninggal di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli lalu.

Baca juga: Kesaksian Vera, Yosua Sempat Telepon dan Cerita Dituduh Buat Putri Candrawathi Sakit

Peristiwa kematian Yosua sempat ditutup-tutupi Sambo dan bawahannya. Tindakan ini dilakukan kepada petinggi Polri, keluarga Yosua, dan publik.

Saat ini, kasus tersebut sedang bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sambo; istrinya, Putri Candrawathi; ajudannya Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer; dan pembantu rumah tangganya, Kuat Ma’ruf ditetapkan sebagai tersangka dugaan pembunuhan berencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com