Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasihat Kyai di Jabar untuk Gerindra: Niatkan Hati Jadi Pemimpin untuk Kebenaran, Bukan Kemunkaran

Kompas.com - 23/10/2022, 14:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani bersilaturahmi dengan pimpinan Pondok Pesantren Cipasung KH Abun Bunyamin Ruhiat, Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Sabtu (22/10/2022).

Dalam kunjungan tersebut, Muzani dan sejumlah kader Partai Gerindra lain mendapat nasihat dari Kyai Abun.

Kyai Abun mengatakan, setiap pemimpin partai politik harus selalu meniatkan hati untuk melaksanakan kebenaran, serta menjauh dari keburukan.

"Niatkan dalam hati bahwa menjadi pemimpin itu untuk melaksanakan kebenaran, apa pun partainya itu harus dijadikan pedoman. Berbuat kebaikan untuk agama dan bangsa, serta menjauhkan kemunkaran," ujar Kyai Abun dalam keterangan resmi Partai Gerindra, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Diajak Cak Imin Gabung PKB-Gerindra, PKS Ingin Tuntaskan Komunikasi dengan Nasdem-Demokrat Dulu

"Terima kasih atas nasihat Pak Kyai, singkat tapi itu adalah pokok dari kita-kita yang berjuang di jalur politik," jawab Muzani.

Adapun Muzani menjelaskan silaturahmi dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri.

Muzani menyampaikan salam dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada Kyai Abun beserta keluarga besar Ponpes Cipasung.

"Kami bersyukur dan berterimakasih karena telah disambut oleh Pak Kyai dan keluarga besar Ponpes Cipasung bertepatan dengan Hari Santri. Pak Prabowo menyampaikan salam hormat untuk Pak Kyai dan keluarga besar Ponpes Cipasung, beliau minta maaf karena belum bisa silaturahmi secara langsung. Beliau menyampaikan insyaallah di kemudian hari ingin silaturahmi dengan Pak Kyai Abun," jelas Muzani.

Muzani mengatakan, saat ini santri mengalami peningkatan minat belajar yang tinggi di berbagai pondok pesantren.

Baca juga: Pengurus Gerindra Kunjungi Ponpes di Tasikmalaya, Minta Restu Prabowo Jadi Capres

Maka dari itu, masa depan Indonesia akan ditentukan salah satunya oleh peran santri.

"Kelebihan santri adalah memiliki ketaatan yang tinggi kepada kyai, sehingga memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik dalam menghormati satu sama lain. Ini menjadi modal bagi santri untuk mengembangkan diri. Meskipun santri tidak dibesarkan dalam lingkungan yang berlebihan, tapi mampu mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya," tuturnya.

Prabowo, kata Muzani, memiliki pandangan bahwa persepsi santri saat ini tidak seperti dulu yang dianggap tidak memiliki wawasan.

Hari ini, santri justru memiliki peran penting terhadap proses pembangunan bangsa dan negara.

"Hari ini kita menyaksikan bahwa santri-santri memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan bangsa. Santri sekarang tidak hanya mendalami ilmu agama, tapi juga ilmu eksak dan teknologi, bahkan dapat menciptakan robot hingga pesawat aeromodeling. Menurut Pak Prabowo, ke depan santri-santri kita akan menjadi penentu arah masa depan bangsa," jelas Muzani.

"Karena itu Pak Prabowo merasa masa depan Indonesia akan lebih baik karena semakin banyak anak muda kita dan para santri kita yang berminat dengan banyak keilmuan, termasuk santri-santri lulusan Cipasung sini," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com