Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan 50 Guru Besar, Surya Paloh: Saya Takut Pakai Gelar Honoris Causa

Kompas.com - 22/10/2022, 16:24 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengaku takut memakai gelar honoris causa.

Hal itu disampaikannya saat bersilaturahmi dengan 50 guru besar perguruan tinggi se- Indonesia di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).

Menurut Paloh, gelar honoris causa yang diberikan seseorang hanya seperti sebuah aksesoris dan jauh dari substansi membangun bangsa oleh seorang tokoh.

"Kita terlalu datar dengan aspek pendekatan, bukan subtansi. Semua kita ubah berdasarkan pendekatan luar, termasuk gelar-gelar profesor, doktor juga honoris causa dan sebagainya," ujar Surya Paloh.

Baca juga: Disinggung soal Reshuffle, Surya Paloh: Itu Hak Pak Jokowi, Kita Hargai

"Saya pun takut pakai itu (gelar honoris causa). Karena ini masalah aksesoris, kalau dianggap beriman saya pakai songkok, pakai lagi selendang, lebay, baru itu dianggap sebagai Muslim yang paling baik. Saya pun mempertanyakan memangnya saya kurang muslim?" katanya lagi.

Surya Paloh lantas mengatakan, ia merasa sedih karena sering disebut dengan label tertentu karena dukungan partainya kepada salah satu tokoh pada saat kontestasi pilkada dan pemilu.

Menurutnya, Partai Nasdem pernah disebut sebagai partai penista agama karena mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Sementara itu, saat ini Partai Nasdem disebut-sebut menjadi kadrun karena mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres)

"Kan aneh dukung Ahok saya dibilang penista agama, sekarang dukung Anies dibilang ini baru jadi kadrun," ujarnya.

Baca juga: Surya Paloh: Hubungan dengan Pak Jokowi Baik

"Dengan keimananan dengan keyakinan saya, terbayang wajah almarhumah ibu saya, orang tua saya. (Disebut) 'partai penista agama' itu yang masih saya enggak terima, karena saya dukung Ahok," kata Surya Paloh.

Padahal, menurut Paloh, ia memiliki pertimbangan saat mendukung Ahok maupun Anies, yakni ingin memperkuat nilai kebangsaan.

"Saya dukung Ahok karena saya yakin dia yang terbaik pada waktu itu untuk memperkuat nilai nilai kebangsaan. Sekarang saya dukung Anies, pada waktu ini yang saya anggap tepat memperkuat nilai nilai kebangsaan," katanya.

"Nasib saya ini di mana saya pikir. Paling lucu bangsa ini. Nah, dewasa-kah kita? Ah jawab sendiri. Ini apa yang kita mau lakukan?" ujar Surya Paloh lagi.

Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia memerlukan pemimpin yang kuat, memiliki niat baik untuk bangsa, dan tidak terjebak kepada pikiran yang pragmatis.

Baca juga: Surya Paloh Buka Suara soal Video yang Perlihatkan Jokowi Tak Balas Pelukannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com