Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CDC: Lama Terpapar Gas Air Mata Dosis Tinggi Bisa Sebabkan Kematian

Kompas.com - 10/10/2022, 22:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Polri mengeklaim bahwa gas air mata tidak mematikan meskipun digunakan dalam skala tinggi. Hal tersebut disampaikan Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Senin (10/10/2022).

Namun, benarkan klaim Dedi?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat justru mengemukakan fakta bertolak belakang.

Sebagai informasi, CDC merupakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, ssebuah badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat ASyang kerap menjadi rujukan portal-portal kesehatan.

Baca juga: Polri: Gas Air Mata Dalam Skala Tinggi Tidak Mematikan

Dalam artikelnya soal gas air mata/pengendali massa, CDC secara terang-terangan menyebutkan bahwa gas air mata dapat berkorelasi pada kematian dalam kondisi tertentu.

“Keterpaparan gas air mata pada waktu yang lama atau dosis yang tinggi, terutama dalam ruang tertutup, dapat menyebabkan dampak serius,” tulis CDC dalam artikel yang dikutip Kompas.com, Senin (10/10/2022).

“Di antaranya yakni kebutaan, glaukoma (yang dapat berakhir pada kebutaan), kematian langsung akibat luka bakar serius di tenggorokan dan paru-paru, kegagalan pernapasan yang dapat berujung pada kematian,” ucap mereka.

Baca juga: Polri Sebut 131 Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan karena Kurang Oksigen, Bukan Gas Air Mata

Dalam Tragedi Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022, di mana sedikitnya 131 orang tewas setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun selatan, kondisi yang serupa terjadi.

Penggunaan gas air mata ini yang diyakini penyebab timbulnya banyak korban.

Para suporter lari tunggang-langgang menghindari gas air mata, namun berakhir dalam kondisi berdesakan, terjebak dalam ruang sempit di pintu-pintu keluar yang terkunci.

Terkait penggunaan gas air mata ini, kepolisian justru meyakini bahwa hal itu tak terkait dengan banyaknya korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Klaim polisi gas air mata tak mematikan

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan gas air mata tidak mematikan meskipun digunakan dalam skala tinggi.

Hal tersebut berdasarkan keterangan ahli kimia dan persenjataan sekaligus dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan, Mas Ayu Elita Hafizah serta Guru Besar Universitas Udayana sekaligus ahli bidang Oksiologi atau Racun Made Agus Gelgel Wirasuta.

“Beliau (Made Agus Gelgel) menyebutkan bahwa termasuk dari doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau cs ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” kata Dedi.

Baca juga: TGIPF Duga Ada Kepentingan Iklan Rokok di Laga Sepak Bola Malam Hari

Dedi mengatakan, dalam kejadian di Stadion Kanjuruhan, ada 3 jenis gas air mata yang digunakan, yakni pertama berupa asap putih atau smoke.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com