Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Ungkap Alasan FIFA Batasi Pertandingan Liga Indonesia Maksimum Jam 17.00

Kompas.com - 09/10/2022, 13:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengeklaim bahwa FIFA memajukan jam pertandingan sepak bola Indonesia maksimum pukul 17.00 demi kepentingan suporter.

Sebagai informasi, mantan Presiden Inter Milan itu sebelumnya bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (5/10/2022).

"Kenapa jam tayang itu nanti paling malam jam 17.00, tidak lain untuk mempermudah suporter untuk mendapatkan akses transportasi publik," ujar Erick dikutip wawancaranya dengan Kompas TV, Sabtu (8/10/2022).

"Karena kalau mereka habis tanding tidak ada kendaraan umum tunggu berjam-jam, itu bisa mengakibatkan juga frustrasi. Itu salah satunya," lanjutnya.

Baca juga: Erick Thohir: FIFA Berkantor di Indonesia Bisa Setahun atau Selamanya, Akan Pakai Program Keras

Isu jam pertandingan sepakbola ini mencuat setelah Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi pada 1 Oktober 2022, yang menewaskan sedikitnya 131 orang, usai laga yang mempertemukan tuan rumah Arema FC versus rivalnya, Persebaya.

Sebelumnya, kepolisian telah meminta panitia pelaksana Arema FC untuk menggeser jam pertandingan dari pukul 20.00 ke sore hari, demi pertimbangan keamanan.

Panitia pelaksana meneruskan rekomendasi tersebut ke PT Liga Indonesia Bersatu (LIB), namun PT LIB memutuskan bahwa partai besar itu tetap digelar malam hari.

Belakangan, Polri menetapkan Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukito sebagai 1 dari 6 tersangka dari Tragedi Kanjuruhan, meskipun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut penetapan tersangka itu karena PT LIB tidak memverifikasi Stadion Kanjuruhan pada 2022.

Baca juga: Erick Thohir Setuju Suporter Klub Sepakbola Indonesia Masuk Database Seperti di Eropa

Rekomendasi pengaturan jam pertandingan sepak bola Indonesia oleh FIFA termaktub dalam poin kedua surat yang dilayangkan FIFA kepada Presiden RI Joko Widodo.

Dalam surat itu, Gianni menyampaikan soal korelasi antara waktu kick-off sebelumnya dan pengurangan insiden peristiwa kekerasan di tempat lain.

Selain menyoroti soal akses transportasi publik dari dan menuju stadion, Gianni berujar bahwa "jadwal pertandingan yang lebih konsisten juga harus memungkinkan kehadiran personel keamanan yang lebih terkoordinasi dan teratur untuk mendukung pertandingan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com