JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Rabu (5/10/2022).
Kedatangan Jokowi untuk mengecek kondisi stadion itu usai tragedi pada Sabtu (1/10/2022) lalu yang menyebabkan 125 orang tewas.
"Pada sore ini saya datang ke Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang untuk mendapatkan gambaran lapangan tentang peristiwa tanggal 1 Oktober malam di sini," kata Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV.
Baca juga: Kunjungi Kanjuruhan, Jokowi Sorot Tangga Tajam dan Pintu Terkunci
Setelah meninjau beberapa titik stadion, Jokowi menyoroti pintu yang terkunci serta tangga yang terlalu curam.
Namun, ia menekankan, itu baru berdasarkan pantauannya saja, kesimpulan utuh akan disampaikan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk pemerintah.
"Nanti Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang harus melihat secara detil. Tetapi sebagai gambaran, tadi saya melihat bahwa problemnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," ujar Jokowi.
Baca juga: Jokowi Datangi Stadion Kanjuruhan, Sejumlah Orang Bentangkan Spanduk Usut Tuntas
Jokowi pun menegaskan pentingnya audit bangunan terhadap seluruh stadion di Indonesia yang digunakan untuk kompetisi supaya peristiwa serupa tidak terulang.
Mantan Wali Kota Solo itu menyebutkan, beberapa hal yang harus diaudit antara lain soal pintu gerbang stadion, posisi duduk, serta pagar demi menjamin keselamatan penonton.
Ia berharap, stadion-stadion di Indonesia bisa mencontoh Stadion Utama Gelora Bung Karno yang sistem sirkulasinya dapat membuat puluhan ribu orang keluar stadion dalam waktu singat.
Baca juga: Presiden Jokowi Kunjungi Korban Tragedi Kanjuruhan, Pastikan Mereka Dapat Pelayanan Terbaik
"Di GBK dengan penonton 80.000 orang, (pintu) dibuka, 15 menit semuanya sudah bisa keluar. Saya kira standar-standar itu yang harus kita miliki," kata Jokowi.
Ia menambahkan, selain persoalan stadion, perlu ada evaluasi total dari segi manajemen pertandingan, stadion, hingga penonton.
"Baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan, semuanya harus dievaluasi total agar peristwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi," kata dia.
Baca juga: Di Hadapan Keluarga Korban, Presiden Jokowi Janji Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Diketahui, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupatan Malang, setelah pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Arema FC kalah 2-3 di kandang sendiri, Sabtu (1/10/2022).
Pihak kepolisian menembakan gas air mata ke arah penonton. Akibatnya, 125 orang meninggal dunia. Mereka rata-rata meninggal dunia karena terinjak-injak dan sesak napas.
Untuk mengusut peristiwa tersebut, pemerintah pun telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Baca juga: Jokowi soal Gambaran Persoalan Tragedi Kanjuruhan: Pintu Terkunci, Tangga yang Tajam, dan Kepanikan
“Tim ini bekerja dalam waktu dua minggu sampai paling lama satu bulan, dan hasil investigasi dari tim serta rekomendasinya disampaikan kepada Presiden,” ujar Mahfud dalam konferensi pers daring, Senin (3/10/2022) sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.