Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunikasi Politik Puan Kurang Merakyat, Pengamat: Karena Belum Pernah Jabat Posisi Strategis

Kompas.com - 28/09/2022, 18:22 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia (IPI) Bawono Kumoro menilai komunikasi politik Ketua DPP PDI-P Puan Maharani kurang merakyat karena belum pernah menduduki jabatan strategis.

Ia mengatakan anak Megawati Soekarnoputri itu tak punya cukup pengalaman memegang jabatan yang langsung bersinggungan dengan masyarakat.

Baca juga: PDI-P Sebut Puan Bakal Temui Airlangga Hartarto Pekan Depan

“Memang di pemerintahan periode pertama Presiden Joko Widodo pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator PMK dan saat ini Ketua DPR,” tutur Bawono pada Kompas.com, Rabu (28/9/2022).

“Tapi jabatan-jabatan ini tidak cukup strategis dalam konteks untuk menunjukan sesuatu capaian kerja pada publik,” jelasnya.

Kondisi tersebut membuat Puan tak punya cukup ruang berinteraksi dengan masyarakat.

Baca juga: Puan Lempar Kaus Sambil Cemberut ke Warga, Ada Apa?

“Sehingga cukup berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi politik Puan pada warga akar rumput,” ujarnya.

Dalam pandangannya, baru belakangan ini ketika didukung oleh sejumlah elite PDI-P untuk menjadi kandidat calon presiden (capres), Puan giat melakukan kunjungan ke masyarakat.

Ia menyarankan agar Puan menggunakan kesempatan itu dengan baik untuk belajar dan menyerap aspirasi rakyat.

“Diperlukan sekali kesabaran dan kesungguhan untuk mendengarkan, berbeda dengan berkomunikasi kepada sesama elit politik,” tandasnya.

Baca juga: Tips dari Pengamat Politik untuk Puan Maharani jika Mau Punya Elektabilitas Tinggi

Diketahui Puan kembali menjadi sorotan publik karena videonya membagikan kaos ke masyarakat dengan raut muka cemberut.

Dalam video yang beredar, Puan nampak memberikan kaos dengan melempar.

Sikap Puan lantas menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, mengingat ia digadang-gadang bakal menjadi capres PDI-P, dan menjadi pesaing Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Selain itu Puan juga kerap menyampaikan bahwa PDI-P adalah partai wong cilik, atau partai masyarakat kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com