JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan wacana yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja mengajukan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia menegaskan Partai Demokrat memilih menghidupi semangat reformasi, yakni adanya pembatasan kekuasaan. Sebagaimana diperlihatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
“Jokowi ingin memilih jalan yang sama seperti SBY, soft landing ya dengan kondisi yang baik dan dihormati sebagai Bapak Bangsa, sebagai seorang negarawan,” tutur Herzaky pada wartawan, Rabu (14/9/2022).
“Atau malah termakan bujuk rayu brutus-brutus disekelilingnya yang melakukan pemufakatan jahat untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara?,” katanya lagi.
Baca juga: Gerindra Sebut Terbuka Kemungkinan Jokowi Jadi Cawapres Prabowo
Herzaky menilai, selama ini selalu ada upaya untuk menghidupkan narasi perpanjangan kekuasaan.
Di sisi lain, menurutnya, Jokowi tidak pernah memberi jawaban tegas menanggapi wacana tersebut.
“Saya mendukung reformasi, saya menjunjung tinggi dua periode, saya mempercayai sirkulasi kekuasaan, (pernyataan) ini yang kita tunggu dari Jokowi,” ujarnya.
Herzaky menyampaikan, Jokowi tak bisa hanya berpedoman pada pernyataan Mahkamah Konstitusi yang mengatakan seorang presiden dua periode tetap bisa mengajukan diri sebagai cawapres.
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dikatakan juga harus mengingat esensi dari reformasi.
“Perubahan orde baru ke reformasi kan di situ pembatasan kekuasaan, agar kekuasaan tidak terkonsilidasi ke pihak-pihak tertentu saja, ada pergantian secara reguler nah ini yang seharusnya diingat,” katanya.
Diketahui, wacana Jokowi maju sebagai cawapres di 2024 berawal dari pernyataan Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.
Ia menerangkan Jokowi bisa saja maju sebagai cawapres. Syaratnya, harus ada partai politik (parpol) yang mengusungnya.
Namun, menurut Bambang Pacul, keputusan menggunakan peluang itu berada di tangan Jokowi.
“Kalau Pak Jokowi, kita enggak tahulah maunya kayak apa," ucapnya.
Baca juga: PDI-P: Kalau Jokowi Mau Jadi Wapres 2024, Ya Sangat Bisa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.