JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022).
Ada tiga jenis BBM yang harganya naik per hari ini yakni pertalite, solar, dan pertamax.
Ini bukan kali pertama Jokowi menaikkan harga BBM. Selama delapan tahun pemerintahan Jokowi, harga BBM di Indonesia beberapa kali mengalami kenaikan juga penurunan.
Berikut jejak fluktuasi harga BBM di era Jokowi sejak 2014 hingga kini.
Kenaikan harga BBM di era Jokowi pertama kali terjadi pada 17 November 2014. Saat itu, Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla belum genap sebulan menjabat.
Ada dua jenis BBM bersubsidi yang harganya naik. Pertama, premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.
Lalu, solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter.
Baca juga: UPDATE Harga BBM Hari Ini: Pertalite Rp 10.000/Liter, Solar Rp 6.800, Pertamax Rp 14.500
Jokowi saat itu bilang, BBM perlu dinaikkan karena negara butuh anggaran untuk membangun infrastruktur dan layanan kesehatan.
"Negara membutuhkan anggaran untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Anggaran ini tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (17/11/2014).
Selang satu setengah bulan tepatnya 1 Januari 2015, Jokowi menurunkan harga BBM jenis premium dan solar.
Premium turun dari yang semula Rp 8.500 per liter menjadi Rp 7.600 per liter. Sementara, solar turun dari Rp 7.600 menjadi Rp 7.250 per liter.
Tak berselang lama yakni 19 Januari 2015, Jokowi kembali menurunkan harga premium dan solar.
Harga premium turun menjadi Rp 6.600 dari yang semula Rp 7.600 per liter. Lalu, harga solar berubah jadi Rp 6.400 dari yang semula Rp 7.250 per liter.
Namun, angka tersebut tak bertahan lama. Pada 1 Maret 2015, Jokowi mengumumkan kenaikan harga premium sebesar Rp 200, menjadi Rp 6.800 per liter.
Pada 28 Maret 2015, Jokowi kembali menaikkan harga BBM jenis premium dan solar masing-masing Rp 500 per liter.