Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkominfo Diminta Telusuri Dugaan Kebocoran 1,3 Miliar Data Nomor Ponsel

Kompas.com - 02/09/2022, 16:32 WIB
Irfan Kamil,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Digital Forensik Ruby Alamsyah mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menelusuri penyebab terjadinya dugaan kebocoran 1,3 miliar data yang berasal dari registrasi kartu SIM prabayar.

Data miliaran nomor telepon seluler ini diduga bocor dan dijual di sebuah forum online "Breached Forums". Dugaan ini tersebut terungkap dari unggahan seorang anggota forum Breached, Bjorka, pada 31 Agustus 2022.

"Data ini yang kuasai siapa? Yang berwenang siapa? Itu kan tetap saja Kominfo, mestinya dia yang bertugas untuk melakukan penelusuran," ujar Ruby kepada Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Baca juga: 1,3 Miliar Data SIM Card Bocor, Anggota DPR Minta Pemerintah Tetapkan Penanggung Jawab Kedaulatan Data

Adapun berdasarkan unggahan Bjorka, data yang bocor itu memuat sejumlah perincian, seperti nomor telepon, identitas pengguna berupa nomor induk kependudukan (NIK), nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor HP terkait.

Hacker yang menjual data tersebut juga menyertakan logo Kominfo dalam unggahannya. Meski demikian, sejauh ini belum teridentifikasi sumber data yang dibobol oleh hacker tersebut.

Kementerian Kominfo, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, serta operator seluler kompak mengelak bahwa kebocoran data tersebut bersumber dari mereka.

"Kalau melihat sampel data dan narasi yang disebutkan oleh pelaku, data yang bocor itu semua berisi data operator. Kalau kita berandai-andai data bocor di operator, menurut saya, sangat kecil kemungkinan, karena apa? Ini multi operator, masa diretasnya berbarengan," papar Ruby.

"Kominfo membantah dengan bahasa mereka tidak memiliki sistem atau aplikasi yang menyimpan data seperti itu, kata-katanya kurang lebih 'saya enggak nyimpen', itu ngeles secara halus menurut saya, itu bahasa humas, itu teknik humas," ucapnya.

Dengan demikian, Ruby mendorong Kominfo untuk turut menelusuri dugaan kebocoran data pribadi masyarakat tersebut. Ia menekankan bahwa Kominfo merupakan lembaga negara yang berfungsi mengatur segala data yang dimiliki oleh operator seluler.

"Logikanya, dia (Kominfo) adalah regulator dari peraturan tersebut, operator kan memproses dan menyimpan data itu karena aturan dari Kominfo kan," papar Ruby.

Baca juga: Hasil Penelusuran Kemendagri soal 1,3 Miliar Data SIM Card Indonesia Bocor

Adapun selain nomor telepon dan NIK, nama operator juga terlihat pada sampel data 1,3 miliar registrasi kartu SIM yang dijual di forum online.

Serupa dengan Kominfo dan Dukcapil, operator seluler juga menyatakan bahwa data itu bukan bocor dari sistem perusahaan.

Bahkan, operator mengeklaim data pelanggan yang disimpan di internal perusahaan aman dan dilindungi sesuai standar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com