Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Vaksin Cacar Monyet Bukan Solusi Tunggal Cegah Penularan

Kompas.com - 01/09/2022, 12:34 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, vaksinasi cacar monyet bukan solusi tunggal dalam penanganan cacar monyet (monkey pox) di Indonesia.

Selain vaksin cacar monyet yang sudah dipesan 2.000 dosis dari Denmark oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dicky menekankan perlunya deteksi dini kasus-kasus cacar monyet.

Apalagi, saat ini vaksin Bavarian Nordic itu belum memiliki data efikasi yang bisa menjadi rujukan keefektifannya.

"Belum ada data yang solid sehingga perlu dipahami bahwa vaksin ini adalah bukan solusi tunggal, Ia menjadi upaya penguat yang mendasar. Yang paling utama adalah menemukan kasusnya, deteksi dini kasus," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/8/2022).

Baca juga: Sempat Suspek Cacar Monyet, Warga Lamongan Dinyatakan Negatif

Dicky mengatakan, deteksi dini kasus cacar monyet menjadi penting lantaran vaksin tidak memiliki garansi 100 persen mencegah penularan cacar monyet.

Efikasi vaksin bakal bergantung pada cepatnya deteksi dini. Semakin cepat deteksi dini, semakin cepat pula pemberian vaksin pada orang suspek cacar monyet.

Biasanya, kata Dicky, orang yang bergejala klinis terinfeksi cacar monyet harus diberikan vaksin maksimal 4 hari sejak berkontak langsung dengan penderita.

Sementara itu, orang tanpa gejala diberikan vaksin dalam 2 minggu sejak kontak erat.

"(Kecepatan deteksi dan pemberian vaksin) sangat direkomendasikan untuk kasus kontak erat yang diberikan dalam waktu 4 hari sejak berhubungan. Makanya ini penting sekali dalam 4 hari untuk menemukan yang bergejala," tutur Dicky.

Ia juga menyampaikan, strategi vaksinasi yang efektif untuk kasus cacar monyet adalah strategi vaksinasi cincin.

Baca juga: Kemenkes: Pasien Pertama Cacar Monyet Membaik, tapi Masih Isoman Selama 21 Hari

Vaksinasi cincin adalah vaksin yang hanya diberikan untuk orang-orang tertentu saja, seperti orang yang berkontak erat dengan penderita.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga belum merekomendasikan vaksinasi massal untuk negara mana pun terkait kasus cacar monyet.

"Jadi langkahnya adalah deteksi dini, mengisolasi, karantina, dan melakukan vaksinasi cincin. Strategi vaksinasi cincinnya di belakang, bukan di depan. Oleh karena itu, penemuan kasus penting, kemudian deteksi dini, dan tracing sehingga isolasi karantina menjadi efektif kurang lebih 3 minggu," papar Dicky.

Cacar monyet sudah masuk ke Indonesia sejak ditemukannya 1 kasus konfirmasi positif.

Penderita adalah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan luar negeri ke negara-negara yang merebak cacar monyet.

Baca juga: Kemenkes Sebut Pengadaan Vaksin Cacar Monyet Masih Tahap Penjajakan

Untuk mengantisipasi, Kemenkes sudah memesan 2.000 vaksin dari Bavarian Nordic, Denmark.

Selain vaksin, Indonesia juga dalam proses pemesanan obat Tecovirimat dari Amerika Serikat (AS) dan akan mendapat donasi Cidovovir dari Singapura.

Hal ini diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

"Dari vaksinasi kita sudah memesan vaksinnya 2.000 dosis dari Bavarian Nordic dibantu dengan KBRI Denmark, karena ini ada vaksin Monkeypox di sana," kata Budi dalam RDP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com