Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Peluang Kerja Sama dengan Gerindra hingga PKB, PDI-P Dinilai Ingin Nego Peta Koalisi Pilpres 2024

Kompas.com - 19/08/2022, 05:45 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PDI Perjuangan tampak ingin menata ulang peta koalisi jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 yang kini sudah mulai terbentuk.

Ini terlihat dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyebut partainya berpeluang berkoalisi dengan partai-partai pengusung Jokowi, seperti Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Statement Sekjen PDI-P yang masih menimbang Gerindra, PKB, Golkar, dan PPP mengindikasikan adanya upaya PDI-P untuk menegosiasikan ulang skema koalisi yang ada," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Hasto Ungkap PDI-P Kemungkinan Besar Koalisi dengan Partai Pengusung Jokowi untuk Pilpres 2024

Sejauh ini, partai-partai yang disebutkan Hasto masing-masing sudah membentuk koalisi. Gerindra berkongsi dengan PKB, sedangkan Golkar bekerja sama dengan PPP dan Partai Amanat Nasional (PAN) lewat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Menurut Umam, pernyataan Hasto soal terbukanya peluang koalisi dengan beberapa partai pengusung Jokowi sedikit terlambat.

Namun, peluang perubahan peta koalisi masih sangat mungkin terjadi. Sebabnya, pada poros KIB, belum ada nama calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang akan diusung.

Sementara, koalisi Gerindra-PKB sejauh ini baru mengumumkan Prabowo Subianto sebagai capres.

Baca juga: Peta Jalan Jokowi Mengusung Capres Pengganti...

Menurut Umam, pernyataan terbaru Hasto membuka kembali peluang duet Prabowo dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani yang beberapa waktu lalu sempat berembus.

"Rencana negosiasi ini seolah membuka kembali wacana pengusungan pasangan Prabowo-Puan, yang pada saat yang sama, berpotensi mem-veto dan menggagalkan rencana pencawapresaan Muhaimin (Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB)," ujarnya.

Selain itu, lanjut Umam, pernyataan Hasto juga seolah menyiratkan tertutupnya peluang kerja sama PDI-P dengan Partai Nasdem.

Hubungan kedua partai itu memang disebut-sebut merenggang sejak Nasdem mengumumkan nama Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI-P, Ganjar Pranowo, dalam bursa capres mereka.

Nasdem sedianya merupakan salah satu partai utama pengusung Jokowi. Namun, menurut Umam, tidak disebutkannya Nasdem oleh Hasto sebagai jajaran partai potensial koalisi menyiratkan bahwa PDI-P sulit berbesan dengan partai besutan Surya Paloh itu.

"Statement ini akan menjadi sinyal kuat bagi Nasdem untuk segera mengunci dan mendeklarasikan gerbong koalisinya bersama Partai Demokrat dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera)," ucap Umam.

Sementara, tidak disebutkannya PAN oleh Hasto bisa jadi karena PDI-P belum sepenuhnya percaya terhadap partai matahari putih tersebut.

Sebab, PAN bergabung dengan pemerintahan baru-baru ini. Dalam sejarah pilpres di Indonesia pun, belum pernah PAN berkoalisi dengan PDI-P.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com