Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Santai Kepindahan Yuslih ke Demokrat, PBB: Ini Pilihan Politik Dia

Kompas.com - 03/06/2022, 08:44 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mengaku bahwa partainya sudah mengetahui kepindahan kakak dari Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra yaitu Yuslih Ihza Mahendra ke Partai Demokrat.

Kepindahan Yuslih dari PBB ke Demokrat disebut sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.

"Kita sudah tahu beberapa bulan lalu, saudara Yuslih ke Partai Demokrat. Ini soal pilihan politik pribadi dia," kata Afriansyah kepada Kompas.com, Jumat (3/6/2022).

Kepindahan itu, menurut dia, juga tak diambil pusing dan dianggap santai oleh PBB.

Pasalnya, kata Afriansyah, kontribusi Yuslih selama berada di PBB juga tidak terlihat. Padahal, partai itu diklaim telah membesarkannya.

"Selama di PBB, dia (Yuslih) juga tidak memberikan kontribusi apa-apa. Sudah dibesarkan PBB, sekarang pindah. Itu soal pilihan dia," jelas Afriansyah.

Baca juga: Kakak Yusril Ihza Mahendra Pindah dari PBB Ke Demokrat

Lebih lanjut, Afriansyah menilai bahwa pindahnya Yuslih ke Demokrat tidak membuat PBB kalang kabut.

Terlebih, Afriansyah juga beranggapan bahwa PBB akan tetap memiliki kader-kader terbaiknya, meski tidak ada sosok Yuslih.

"PBB tidak kekurangan kader-kader terbaik," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, mantan Bupati Belitung Timur, Yuslih Ihza Mahendra memutuskan bergabung dengan Partai Demokrat.

Adapun Yuslih sebelumnya merupakan kader berlambang bulan dan bintang atau PBB.

"Beliau telah resmi memegang Kartu Tanda Anggota Partai Demokrat," kata Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani dalam keterangannya, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Demokrat Ungkap Alasan Eks Bupati Belitung Timur Pindah Partai dari PBB

Kamhar menambahkan, Yuslih pindah ke Demokrat karena merasa lebih nyaman dan memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya.

"Beliau sendiri memiliki orientasi politik untuk 2024," jelas Kamhar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com