Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Try Sutrisno, dari Ajudan Soeharto Jadi Wakil Presiden Ke-6 RI

Kompas.com - 30/05/2022, 20:51 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden ke-6 Indonesia. Ia menjabat selama lima tahun yakni 1993-1998, mendampingi Presiden Soeharto.

Sebelum duduk di kursi RI-2, Try Sutrisno lama berkarier di militer.

Karier militer

Dikutip dari laman resmi Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI), tni.mil.id, Try Sutrisno lahir di Surabaya, 15 November 1935.

Saat berusia 21 tahun tepatnya tahun 1956, ia diterima menjadi taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).

Baca juga: Profil Presiden Soeharto, Bapak Pembangunan yang 32 Tahun Berkuasa

Baru setahun menjalani pendidikan, Try Sutrisno sudah harus ikut berperang. Saat itulah ia mengawali karier militer sebagai prajurit yang turut bertempur melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik indonesia (PRRI).

Lima tahun setelahnya atau 1962, Try Sutrisno terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat. Di situlah ia mengenal Soeharto.

Kala itu, Soeharto yang sudah berpangkat Mayor Jenderal ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.

Kedekatan antara Try Sutrisno dengan Soeharto terjalin dari tugas tersebut.

Baca juga: Sejarah Pemilu 2004, Partai Politik Peserta hingga Pemenang

Soeharto kemudian terpilih menjadi Presiden kedua RI pada 1968. Empat tahun setelahnya yakni 1974, Try Sutrisno ditunjuk Soeharto menjadi ajudannya.

Dari situlah karier Try Sutrisno meroket. Tahun 1978, Try diangkat menjadi Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana.

Setahun kemudian, ia menjadi Panglima Daerah KODAM IV/Sriwijaya. Empat tahun berikutnya, ia diangkat menjadi Panglima Daerah KODAM V/Jaya dan ditempatkan di Jakarta.

Agustus 1985 pangkat Try Sutrisno dinaikkan lagi menjadi Letnan Jenderal (Letjen). Saat itu Try Sutrisno sekaligus diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) mendampingi Kasad Jenderal TNI Rudhini.

Sepuluh bulan kemudian tepatnya Juni 1986, Try Sutrisno diangkat menjadi Kasad menggantikan Rudhini. Tak sampai setahun yakni April 1987, dia naik jabatan ke tingkat tertinggi menjadi Jenderal.

Karier Try Sutrisno moncer. Jabatan Kasad diembannya selama 1,5 tahun hingga pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani.

Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI selama 5 tahun, sejak 1988 hingga 1993. Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com