Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Harap Pembiayaan Syariah untuk Proyek Infrastruktur Semakin Banyak

Kompas.com - 30/05/2022, 17:41 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dengan prinsip syariah semakin dikembangkan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani selaku sekretaris Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) usai rapat pleno KNEKS di kantora Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (30/5/2022).

"Kita berharap berbagai pembiayaan syariah akan bisa diakselerasikan karena memang di Kementerian PUPR banyak proyek yang bisa didesain, baik itu single year maupun multi years, untuk bisa didesain dalam bentuk pembiayaan yang sifatnya KPBU syariah," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Wapres Pimpin Rapat Pleno KNEKS, Bahas Cita-cita Indonesia Jadi Pusat Halal Dunia

Ia menuturkan, sejak 2015 hingga 2022, kontribusi pembiayaan syariah dalam proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencapai Rp 10,62 triliun.

"Ini cukup menarik karena sekarang ini, yang tadi dijadikan contoh, baru ada di KPBU yaitu kerja sama pemerintah dan badan usaha untuk membangun rumah sakit di Provinsi Aceh," ujar Sri Mulyani.

Di samping itu, Kementerian PUPR juga telah menyampaikan tiga proyek untuk menjadi opsi pilot project KPBU syariah di tingkat pusat dengan nilai proyek masing-masing Rp 3,8 triliun, Rp 883 miliar, dan Rp 770 miliar.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM, Shipper Gandeng Kemenkop UKM dan KNEKS

Menurut Sri Mulyani, akselerasi KPBU syariah dapat meningkatkan investasi dengan skema pembiayaan syariah sekaligus menjawab tantangan pembangunan.

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah juga akan mengembangkan program Cash Wakaf Link Sukuk (CWLS) dengan melakukan pelatihan bagi para nazhir untuk mendukung penerbitan Sukuk Wakaf Ritel 003.

"Kita berharap ini juga akan makin meningkatkan edukasi dan familiarity dari masyarakat sehingga ini juga akan meningkatkan keinginan masyarakat yang sebenarnya banyak potensinya, namun tidak familiar dengan instrumen wakaf ini," kata dia.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Pentingnya Digitalisasi dalam Industri Asuransi

Pemerintah, kata Sri Mulyani, juga akan mendorong percepatan sertifikasi halal melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), khususnya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kalau jumlah UMKM di Indonesia saja mencapai 60 juta, dengan kecepatan yang sekarang ini ada akan dibutuhkan waktu yang lama. Jadi diperlukan terobosan dari kita semua," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com