Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Menyoal IKN Nusantara yang Rawan Serangan Udara

Kompas.com - 28/05/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERITA mutakhir yang berkembang adalah pernyataan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto bahwa kawasan IKN Nusantara rawan serangan udara. Pernyataan ini sudah memperoleh tanggapan dari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.

Pernyataan Gubernur Lemhannas merupakan peringatan dini dari seorang pejabat yang memiliki kepedulian besar terhadap masalah pertahanan keamanan negara khususnya aspek pertahanan udara.

Pertahanan udara seperti juga masalah masalah kedirgantaraan pada umumnya memang kurang menarik perhatian.

Masalah kedirgantaraan atau keudaraan hanya akan menarik perhatian sebatas bila ada kecelakaan pesawat terbang dan atau pada penyelenggaraan Air Show.

Kurangnya perhatian atau minat terhadap kedirgantaraan berakibat pada banyak hal di bidang keudaraan.

Maskapai Penerbangan di Indonesia banyak yang telah bangkrut, MNA, Garuda dan lain-lain. Demikian pula dalam hal pengelolaan bandara dan atau airport di dalam negeri (internasional, domestik, sipil, militer).

Industri penerbangan, kelembagaan yang menangani kedirgantaraan dan pengelolaan wilayah udara nasional masih berhadapan pula dengan banyak tantangan.

Kesemua itu berawal antara lain dari masih kurang dan lemahnya kegiatan Research and Development dan Education and Training pada lahan kedirgantaraan.

Kembali kepada pernyataan Gubernur Lemhannas tentang rawannya IKN Nusantara terhadap serangan dari udara.

Pada hakikatnya semua titik di permukaan bumi ini telah menjadi rawan dan atau rentan atas serangan melalui udara.

Sejak kemajuan teknologi penerbangan telah memungkinkan wilayah udara digunakan sebagai medan perang, maka tidak ada satu titik pun di permukaan bumi ini yang aman terhadap serangan udara.

Tidak terkecuali lokasi IKN Nusantara. Itu sebabnya sudah seharusnya dibangun sebuah sistem pertahanan udara untuk melindungi IKN Nusantara dari kemungkinan serangan melalui udara.

Khusus tentang hal ini dipastikan sudah menjadi bagian dari perencanaan besar pembangunan IKN Nusantara.

Kembali mengulas tentang kerawanan ancaman serangan dari udara, kiranya perlu juga melihat ulang tentang serangan udara yang pernah terjadi di Pearl Harbor pada tahun 1941 dan peristiwa 9/11 pada tahun 2001.

Kejadian serangan mendadak dari udara yang dilakukan oleh armada udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang terbilang sangat mengejutkan dan sangat memalukan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com