JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pelarangan ekspor minyak goreng diberlakukan sampai minyak goreng curah Rp 14.000 per liter tersedia di masyarakat.
Harga yang dimaksud merata untuk seluruh wilayah Indonesia.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, sementara ini diberlakukan pelarangan ekspor sampai tercapainya harga minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter di pasar tradisional dan mekanisme pelarangannya disusun secara sederhana,” ujar Airlangga dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Rabu (27/4/2022).
Baca juga: H-6 Lebaran, Harga Cabai, Minyak Goreng, dan Daging Kompak Naik
Dia menjelaskan, larangan ekspor hanya berlaku untuk produk refined, bleached, deodorized (RBD) Palm Olein atau bahan baku minyak goreng dengan tiga kode Harmonized System (HS) yaitu: 1511.90.36, 1511.90.37, dan 1511.90.39.
Adapun untuk (crude palm oil (CPO) dan red palm oil (RPO) masih tetap dapat diekspor sesuai kebutuhan.
"Dengan demikian, perusahaan tetap bisa membeli tandan buah segar (TBS) dari petani. Kebijakan pelarangan ini diatur dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)," papar Airlangga.
Dia mengungkapkan, kebijakan pelarangan ini sesuai dengan ketentuan Article XI GATT yang mengatur bahwa negara anggota organisasi perdagangan dunia atau WTO dapat menerapkan larangan atau pembatasan ekspor sementara untuk mencegah atau mengurangi kekurangan bahan makanan atau produk penting lainnya.
Baca juga: Soal Larangan Ekspor Minyak Goreng, Bahlil: Ini Pilihan Terbaik dari yang Terjelek
Larangan ekspor RBD Palm Olein berlaku untuk seluruh produsen yang menghasilkan produk bahan baku minyak goreng tersebut.
Sebelumnya, pemerintah telah menerapkan kebijakan terkait minyak goreng curah, namun kebijakan ini dianggap belum cukup efektif karena di beberapa tempat masih ditemui minyak goreng curah dengan harga di atas Rp 14.000 per liter.
Airlangga menegaskan, Direktorat Jendral Bea Cukai, Kementerian Keuangan, dan Polri melalui Satuan Tugas Pangan akan menerapkan pengawasan yang ketat dalam pelaksanaan kebijakan ini.
Pengawasan akan dilakukan secara terus-menerus termasuk dalam masa libur Idul Fitri.
“Evaluasi akan dilakukan secara terus-menerus atas kebijakan pelarangan ekspor ini. Setiap pelanggaran akan ditindak tegas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan dalam hal dianggap perlu, maka akan dilakukan penyesuaian kebijakan dengan situasi yang ada,” tegasnya.
Baca juga: Berlaku Mulai Besok, Ini Bahan Baku Minyak Goreng yang Dilarang Ekspor
Selain itu, untuk mempercepat distribusi minyak goreng curah ke masyarakat, pemerintah melakukan percepatan pembayaran subsidi harga melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tanpa mengurangi good governance-nya dan menugaskan Perum BULOG untuk melakukan distribusi minyak goreng curah ke masyarakat, terutama di pasar-pasar tradisional.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan pelarangan ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng.
Pelarangan itu dimulai 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.