Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Cak Imin buat BPIP, Belum Efektif sampai Usul Ganti Ketua

Kompas.com - 20/04/2022, 05:46 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Peran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kembali dikritik. Kali ini kritik dilontarkan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Menurut Muhaimin, peran BPIP dalam menyatukan bangsa Indonesia melalui dialog yang jujur dan terbuka belum efektif.

"Mohon maaf, jujur saja saya ingin sampaikan, BPIP sebagai kekuatan yang terus memiliki tanggung jawab untuk menyatukan bangsa ini dalam satu dialog yang jujur, terbuka, efektif, belum berjalan secara maksimal," kata Muhaimin saat menyampaikan sambutan selaku ketua Majelis Pembina Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam acara puncak peringatan Hari Lahir ke-62 PMII di Museum Nasional, Jakarta, Senin (18/4/2022) lalu.

Menurut Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, saat ini masih terdapat amarah terpendam di tengah masyarakat Indonesia. Dia mengatakan, masyarakat masih terbelah.

Baca juga: Publik Menanti Cak Imin dan Luhut Buka-bukaan soal Big Data

Ada sebagian masyarakat yang merasa paling Islam, dan sebagian lagi merasa paling nasionalis.

Cak Imin mengatakan, perbedaan pandangan yang tajam di tengah masyarakat saat ini tercermin dari peristiwa pengeroyokan terhadap dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando pada pekan lalu.

"Pemukulan Ade Armando bukan peristiwa personal, pemukulan Ade Armando adalah peristiwa ada bara api yang masih terendam di dalam bangsa ini, ini harus dibuka dan dibicarakan sehingga tidak menyisakan apapun di kemudian hari ," kata Cak Imin.

Diganti

Selain itu, Cak Imin mengusulkan supaya Kepala BPIP Yudian Wahyudi diganti. Muhaimin beralasan, BPIP di bawah kepemimpinan Yudian dinilai belum bekerja secara efektif.

"Kalau enggak efektif ya diganti saja, enggak apa-apa, menurut saya biasa saja, supaya lebih efektif," kata Muhaimin.

Baca juga: Survei SPIN: Mayoritas Publik Tak Percaya Klaim Big Data Luhut dan Cak Imin

Menurut Cak Imin, Yudian keliru dalam mengambil langkah sejak awal menjabat sehingga ia sulit diterima oleh berbagai pihak.

"Begitu dilantik sudah salah omong. Sehingga banyak penolakan di kanan, banyak penolakan kiri," ujar Cak Imin.

Libatkan PMII

Cak Imin meminta agar PMII sebagai organisasi dapat diberikan ruang yang lebih luas untuk menjadi penengah agar bangsa Indonesia tetap satu, kuat, kokoh, dan maju hingga masa yang akan datang.

"Saya kira Abe (Abdullah Syukri, Ketua Umum PMII) juga siaplah jadi ketua BPIP, kalau enggak Abe ya saya juga siap," kata Cak Imin sambil bercanda.

Baca juga: Sentilan dan Cinta Koalisi untuk Cak Imin yang Gelisah soal Reshuffle

"Kan pembinanya Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri), pembina BPIP kan Bu Mega. Ya Pak wapres, kalau Bu Mega ditambah generasi muda kayak PMII ini insya Allah dialog terbuka antar kekuatan bangsa itu akan terjadi dan tidak terus api dalam sekam," kata Cak Imin.

(Penulis : Ardito Ramadhan | Editor : Krisiandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com