JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyebutkan, Ribut Santoso merupakan sosok guru yang punya kreativitas.
Hal itu disampaikan Retno menanggapi viralnya video Ribut yang menjelaskan kepada murid-muridnya soal penyimpangan seksual kaum Sodom.
“Seorang pendidik yang jauh dari kota besar, tetapi memiliki kreativitas membuat video di YouTube, aktif di media sosial, dan tetap mengajar dengan semangat tinggi adalah sesuatu yang langka,” tutur Retno dalam keterangannya, Sabtu (26/3/2022).
Retno menilai, Ribut adalah seorang guru yang mengimplementasikan semangat merdeka belajar yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
“Para siswanya tampak nyaman dan bisa bicara ceplas-ceplos di hadapannya. Pak Ribut juga terlihat sangat sabar menanggapi ceplas-ceplos siswanya. Bagi saya Pak Ribut sosok guru yang patut diacungi jempol,” paparnya.
Selain itu, Retno juga mengapresiasi penanganan perkara yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim.
Baca juga: Kisah Pak Guru Ribut, Jelaskan soal Kaum Sodom ke Murid SD, Videonya Viral dan Dipanggil Dinas
Dalam pandangan Retno, Agus tidak terburu-buru memanggil Ribut untuk mengklarifikasi isi kontennya yang sedang viral.
“Agus Salim patut dicontoh karena selain paham aturan, juga melakukan penelaahan dan mengumpulkan data dulu sebelum memanggil Ribut, sehingga beliau paham masalahnya,” katanya.
“Kadisdik juga tampaknya paham eranya sudah berubah. Media sosial dan YouTube menjadi bagian yang sulit dipisahkan dalam proses pembelajaran di masa digital saat ini,” tutur Retno.
Setelah videonya viral, Ribut mengaku dipanggil oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang pada Kamis (24/3/2022).
Kadisdik Kabupaten Lumajang Agus Salim menuturkan, tidak ada yang salah dengan video Ribut.
Namun, Agus berpesan kepada Ribut agar lebih berhati-hati mengunggah konten di media sosial, khususnya terkait materi-materi yang sensitif di masyarakat.
“Tapi yang pendakwah kondang saja bisa digoreng, apalagi kita yang awam, makanya perlu lebih hati-hati,” kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.