Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisioner KPU Akui Adanya Ancaman dan "Godaan" Saat Pelaksanaan Pemilu

Kompas.com - 24/03/2022, 13:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari mengakui adanya ancaman hingga godaan merupakan hal yang lumrah dialami para komisioner lembaga tersebut saat pemilu berlangsung.

Menurut dia, intervensi atas independensi kerja-kerja KPU dapat dilancarkan secara halus hingga kasar.

“Ada ancaman, kalau ancaman itu yang keras-keras. Lalu godaan yang manis-manis,” kata Hasyim dalam program "Gaspol" Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: KPU Sarankan Pemilih Muda Banyak Silaturahim ke Parpol

Ia memberi contoh, godaan dapat datang dari bentuk-bentuk gratifikasi sesederhana tiket umrah dari politikus yang mencalonkan diri dalam pemilu.

“Misalkan ini nama saya Hasyim Asyari, (disangka) pasti senang pergi haji, senang umrah. Lalu, ‘Terima kasih sudah dibantu, ini tiket umrahnya’,” ujar Hasyim memberi ilustrasi.

Namun, kalau godaan semacam itu tak cukup mempan, cara-cara kasar kemungkinan ditempuh, mulai dari ancaman kekerasan hingga kriminalisasi.

“Faktanya, saya 2019 sudah pernah jadi tersangka, ditersangkakan orang yang enggak lolos,” ujar Hasyim.

Baca juga: KPU Belum Pertimbangkan E-Voting pada Pemilu 2024 karena Masalah Akses Internet hingga Kepercayaan Publik

Ketika itu, Hasyim dijadikan tersangka pada perkara Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Oddang, karena tidak lolos Daftar Calon Tetap (DCT) calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Pemilu 2019.

“Pilkada 2020 juga saya ditersangkakan lagi gara-gara orang yang tidak lolos,” kata dia.

Pada 2020, Hasyim dijadikan tersangka pada perkara calon bupati Boven Digoel, Papua, yang tidak lolos peserta Pilkada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com