JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari menganggap bahwa pilihan golput bukan menjadi tindakan konkret jika seseorang ingin memprotes sistem politik atau pemilihan umum.
Secara khusus, ia meminta kalangan muda untuk lebih banyak berkomunikasi dengan partai politik sebagai pihak yang berwenang mengusung calon dalam pemilu.
Baca juga: Kemungkinan Dipakai Lagi di 2024, KPU Jelaskan Alasan Penggunaan Kotak Suara “Kardus”
“Saya sangat menyarankan teman-teman muda, teman-teman mahasiswa untuk –mohon maaf, tidak sekadar protes, tapi harus ada pendekatan lain,” kata Hasyim dalam program GASPOL Kompas.com, Selasa (22/3/2022).
“Misalnya diorganisasi guru atau OSIS lalu silaturahim ke pimpinan partai (untuk menyampaikan), ‘Pak, saya pengin calonnya begini’. Jangan cuma ngomong di belakang,” lanjutnya.
Ia mengusulkan, organisasi-organisasi yang berkenaan dengan pemuda untuk melakukan roadshow ke partai-partai politik.
Silaturahim ini dapat dilakukan bukan hanya pada pemilu berskala besar, namun juga pilkada di masing-masing daerah.
Baca juga: Jika Terpilih, Calon Anggota KPU Ini Ingin Optimalkan Medsos untuk Raih Pemilih Muda
“Hal seperti ini dilakukan atau enggak? Mohon maaf, kalau yang begitu-begitu enggak dilakukan, ya sama saja,” ujar Hasyim.
Ia beranggapan, tindakan-tindakan tadi menunjukkan partisipasi publik yang lebih konkret daripada tindakan golput ketika hari pemungutan suara.
“Jangan biarkan partai berjalan sendiri, harus dikawal. Sekali lagi, partai kan definisinya organisasi masyarakat, untuk menunjukkan bahwa dia betul-betul organisasi masyarakat, ya masyarakat harus betul-betul mengawal isu-isu kampanye, profil-profil calon,” tutup Hasyim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.