Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Savic Ali soal Tuduhan Bulog Gate pada Gus Dur, Bikin Dia Psikosomatik hingga Akhirnya Ikhlas

Kompas.com - 16/03/2022, 16:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali mengakui bahwa kejatuhan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dari kursi presiden pada 2001 menjadi momen untuk belajar mengikhlaskan segala peristiwa politik.

Savic yang notabene juga tokoh pergerakan sekaligus tokoh muda NU mengatakan bahwa pelengseran Gus Dur berdampak sangat besar pada dirinya.

"Jadi perkembangan-perkembangan setelah itu, apa pun di politik ada ide apa, tentu saja kekecewaan masih ada, kejengkelan, masih terbit kemarahan, tapi saya jauh lebih mampu memanage-nya ketimbang masa-masa sebelumnya," ungkap Savic saat wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam program Beginu di kanal YouTube Kompas.com.

"Peristiwa itu secara politik membuat saya lebih ikhlas," lanjutnya.

Baca juga: Pembatasan Jabatan Presiden Hasil Reformasi, Savic Ali: Kekuasaan Tak Pernah Merasa Cukup, Harus Dibatasi

Gus Dur merupakan kiai yang berpengaruh di kalangan NU, baik muda maupun tua. Di luar NU, Gus Dur merupakan tokoh pergerakan yang vokal terhadap rezim Orde Baru.

"Buat orang luar NU, Gus Dur adalah Ketua Fordem dan hampir semua aktivis prodemokrasi ya kenal Gus Dur," ujarnya.

Dengan rekam jejak prodemokrasi seperti itu, pelengseran Gus Dur dari jabatan presiden tak sampai dua tahun sejak terpilih menjadi ironis.

Ia dilengserkan oleh MPR, sebuah proses yang tidak dimungkinkan jika Indonesia masih menganut sistem negara kekuasaan.

Sebelum dijatuhkan, Gus Dur juga sempat menerima berbagai macam tuduhan skandal yang tak pernah terbukti, sebut saja tuduhan skandal Bulog Gate.

"Gus Dur yang juga figur penting buat saya sebagai generasi NU sekaligus figur yang sangat berpengaruh kepada saya sebagai figur pergerakan, jatuh dengan sangkaan seperti itu, baru berasa ya, dan itu membuat saya lebih ikhlas," ungkap Savic.

Baca juga: Gus Dur Memang Awesome

Ia mengaku bahkan sempat jatuh sakit sekitar 1,5 tahun karena begitu berpengaruhnya pelengseran Gus Dur untuk dirinya. Sakit yang disebutnya sebagai penyakit psikosomatik.

Keikhlasan ini membuat Savic dapat mengelola ekspektasi-ekspektasinya terhadap dinamika politik di Indonesia.

Meski demikian, keikhlasan semacam itu bukan berarti berhenti berbuat bagi Indonesia karena harus siap-siap kecewa.

"Saya penting kita sudah melakukan apa yang semestinya kita lakukan. Bahwa hasilnya mungkin tidak sesuai kadang ya mungkin kita tidak harus membatinkan kekecewaan itu yang akan memukul diri kita," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com