JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyerukan agar kekerasan di Ukraina bisa segera mungkin dihentikan.
Hal itu ia ungkapkan ketika Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2022).
Ia mengungkapkan, "NU akan berusaha melakukan apapun untuk membantu".
“Atas nama NU, saya menyeru kepada Rusia, kepada Presiden (Rusia, Vladimir) Putin, untuk menghentikan segera perang ini, gencatan senjata sekarang juga,” kata Yahya dikutip situs resmi nu.or.id.
“Saya menyeru kepada masyarakat internasional untuk segera bangkit dan bersama-sama melakukan sesuatu untuk menghentikan krisis ini,” katanya.
Baca juga: 4 Negara Mencoba Jadi Pendamai Rusia Ukraina, tapi Punya Motif Masing-masing?
Pria kelahiran Rembang itu menuturkan bahwa pihaknya telah bergabung dengan para pemimpin agama di seluruh dunia untuk bersurat kepada pemimpin Kristen Ortodoks di Rusia.
Surat tersebut diklaim berisi permohonan untuk mendorong Presiden Putin menghentikan perang.
“Kita masih menunggu apa yang akan dilakukan,” ujar Yahya.
Dalam kunjungan tersebut, Dubes Hamianin menjelaskan kondisi terkini pascainvasi Rusia ke Ukraina.
“Apa yang terjadi di Ukraina saat ini adalah bencana kemanusiaan,” kata Hamianin.
“Tidak ada yang bisa membenarkan perang, tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan warga sipil, tidak ada yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.
Baca juga: Pakar Ungkap Cara Bagi Netizen Menyikapi Konflik Rusia-Ukraina
Ia meyakini, komunitas dunia harus bersatu demi menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.
Secara khusus, ia berharap agar umat Islam di Indonesia, khususnya NU, bisa turut andil dalam penyelesaian perang ini.
“Itulah mengapa kami menyerukan kepada komunitas dunia, masyarakat, kepada media, kepada organisasi keagamaan, komunitas agama, untuk berdiri dan mengakhiri perang ini,” ujar Hamianin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.