Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Indonesia Diminta Skeptis soal Informasi Konflik Rusia-Ukraina

Kompas.com - 08/03/2022, 17:19 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat media sosial sekaligus pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi mengatakan netizen Indonesia harus bersikap ragu dan memperkaya wawasan untuk memilah informasi yang beredar sangat cepat terkait konflik Rusia-Ukraina di dunia maya.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) kemarin menyampaikan supaya warganet Indonesia untuk tidak berpihak kepada siapapun di dunia maya terkait dengan peperangan antara kedua negara itu.

Mereka meminta agar aktivitas di ruang siber masyarakat selaras dengan sikap politik Indonesia, yaitu bebas aktif, netral, dan tidak terjebak dalam situasi konflik di dunia maya.

Fahmi mengatakan, dalam situasi peperangan itu, misinformasi bisa berasal dari kedua belah pihak, termasuk media dunia maya yang pro Rusia atau Ukraina.

Baca juga: BSSN Imbau Masyarakat Tak Dukung Rusia atau Ukraina di Dunia Maya

Menurut Fahmi, ada cara yang kerap dia gunakan dalam memahami informasi secara utuh terkait sebuah konflik bersenjata. Pertama, kata dia, adalah warganet patut membaca komentar dari netizen lain terkait sebuah unggahan informasi.

"Jadi netizen itu harus punya sikap skeptis. Nah biasanya kalau ada misinformasi suka ada netizen yang mengingatkan bahwa berita itu tidak tepat, atau peristiwa itu terjadi di tempat lain tetapi seakan-akan terjadi di tempat itu atau jangan-jangan itu berita lama," ujar Fahmi kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan warganet Indonesia terkait misinformasi dalam perang Rusia-Ukraina menurut Fahmi adalah mencari dari berbagai sumber pemberitaan.

Dia menyarankan warganet membandingkan pemberitaan terkait sebuah peristiwa dari beberapa media dari kedua sisi melalui Google.

Menurut dia cara seperti itu cukup efektif untuk memberi pemahaman yang utuh supaya warganet tidak terjebak dalam misinformasi terkait sebuah konflik.

Baca juga: Kemenlu Masih Menunggu Jaminan Aman Jalur Evakuasi untuk Jemput 9 WNI yang Tertahan di Chernihiv Ukraina

"Warganet jangan langsung percaya dengan sebuah informasi dari dunia maya terkait hal itu," ucap Fahmi.

Secara terpisah, BSSN meminta masyarakat mewaspadai potensi serangan siber sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina.

“Serangan siber pada konflik Rusia dan Ukraina saat ini telah melibatkan penggunaan ruang dan potensi siber sehingga dampaknya harus diperhitungkan karena sudah tidak tergantung lagi pada wilayah, ruang, dan waktu,” kata Kepala BSSN Hinsa Siburian, dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Senin (7/3/2022) kemarin.

Baca juga: Saat 9 WNI Masih Menunggu Dievakuasi dari Pusat Pertempuran Ukraina dan Rusia...

Hinsa menilai, sikap ini netral terhadap sebuah konflik yang terjadi termasuk upaya menjunjung tinggi salah satu pilar keamanan siber yang kini sedang diperjuangkan di forum Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), yaitu “responsible state behavior in cyberspace”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com