Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Rusia-Ukraina, SBY Khawatirkan Terjadi Perang Dunia dan Nuklir

Kompas.com - 03/03/2022, 07:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan dua kekhawatiran yang akan terjadi akibat dampak perang antara Rusia dan Ukraina.

Dia berharap, dua kekhawatirannya tersebut tidak akan terjadi meski dirinya mengakui, tidak ada yang tahu pasti seperti apa ujung dari perang yang tengah terjadi.

"Namun, seberapa panas dan eskalatifnya geopolitik di kawasan Eropa, ada 2 hal besar yang bersifat 'No Go'. Pertama, jangan sampai perang ini mengarah ke 'peperangan dunia'. Kedua, jangan pernah berpikir dan berniat untuk gunakan senjata nuklir, dari pihak manapun," tulis SBY dalam akun Twitter resminya @SBYudhoyono.

Kompas.com telah mendapatkan izin mengutip cuitan SBY itu dari Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Baca juga: Rusia Singgung Kemungkinan Perang Dunia Ketiga yang Melibatkan Senjata Nuklir

SBY melanjutkan, ia juga memahami bahwa perang antara Rusia dan Ukraina tidak mudah diprediksi.

Artinya, kata dia, siapa pun pihak tidak mudah memprediksi perang tersebut akan segera berakhir atau justru menjadi perang berlarut.

"Memang benar perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara lain. Tetapi, setiap perang, betapapun dahsyatnya, selalu terbuka peluang (window of opportunity) untuk diakhiri secara politik. Semoga terbuka peluang itu," harap SBY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menilai, hingga kini memang dunia berhasil mencegah terjadinya perang nuklir dan perang dunia ketiga yang dikhawatirkan menjadi imbas dari perang Rusia-Ukraina.

Namun, SBY mengingatkan agar dunia mampu mencegah terjadinya dua hal yang dikhawatirkan tersebut, mengingat upaya itu telah berlangsung selama 70 tahun lamanya.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bikin Harga Minyak Dunia Kian Mendidih, Kini Sentuh 107 Dollar AS Per Barrel

"Jangan sampai upaya besar selama 70 tahun lebih ini sia-sia belaka. Mari cegah kehancuran kehidupan di muka bumi kita," ucapnya.

Untuk itu, SBY juga mengajak para pemimpin dunia terutama di bidang politik untuk melakukan sesuatu guna mencegah terjadinya perang dunia ketiga dan nuklir.

Dia menilai, para pemimpin dunia tidak bisa lantas menjadikan pembiaran sebagai opsi terhadap perang Rusia-Ukraina.

"Bangsa-bangsa sedunia juga harus bersuara dan mendukung para pemimpin mereka untuk bersatu dan mencegah terjadinya malapetaka besar yang tak pernah kita bayangkan bersama," pungkas SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com