Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Anggap Indonesia Perlu Investasi Besar-besaran untuk SDM

Kompas.com - 01/03/2022, 16:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai bahwa pemerintah perlu menganggarkan dana besar bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar Indonesia ini bisa berkembang jadi negara maju.

Ia memberi contoh, Indonesia kaya akan bahan mentah, namun belum mampu memberi nilai tambah bagi komoditas itu.

"Produsen baja terbesar Korea Selatan, tapi bijih besinya di sini. Kopi olahan ada di Swiss walau kopinya ada di Sulawesi atau Sumatera. Cokelat ada di Eropa padahal kita yang memiliki kebunnya," kata Muhaimin dalam diskusi di Tribun Timur, Makassar, Selasa (1/3/2022).

Muhaimin menilai, cita-cita besar Indonesia mewujudkan kesejahteraan secara merata bisa dilakukan jika mampu mengoptimalkan pembangunan sains dan teknologi, ditopang SDM yang mumpuni.

Baca juga: Dideklarasikan Jadi Capres 2024 di Makassar, Cak Imin: Saya Terharu

Ia memberi contoh Presiden AS Franklin Roosevelt yang dinilai berhasil membangun negaranya menjadi maju dengan diawali investasi besar-besaran bagi pengembangan SDM.

“Di situ tidak ada yang bisa melakukan kecuali negara, pemerintah. Pemerintah harus memberikan investasi besar kepada hal itu," kata Wakil Ketua DPR RI itu.

"Kalau Pak Jokowi kemarin investasi infrastruktur, (tapi) kalau ingin mengejar ketertinggalan investasi yang harusnya gede-gedean adalah SDM,” tutur Muhaimin.

Baca juga: Soal Pemilu 2024 Ditunda, Cak Imin: Terserah Saja, Namanya Juga Usul...

Muhaimin secara khusus menyoroti kawasan Indonesia timur yang kaya akan hasil alam namun potensinya banyak tersia-siakan lantaran kurang SDM mumpuni.

“Mengapa demikian? Ya karena mereka mengusai sains dan teknologi,” kata Muhaimin.

“Menurut saya masa depan Indonesia ini ada di Indonesia timur," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com