JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie bersama insinyur-insiyur PT Dirgantara Indonesia, sebelumnya IPTN, sempat merancang pesawat penumpang komersial bermesin jet bernama N-2130.
Proyek awal N-2130 dimulai setahun sebelum pesawat N-250 Gatotkaca pertama kali mengudara tahun 1995.
Rancangan pesawat N-2130 sudah berjalan hingga tahap desain detail, sebelum akhirnya terhenti imbas krisis moneter tahun 1998.
Di awal tahun 1990, Habibie sudah melihat prospek pasar untuk pesawat komersil jet dengan kapasitas penumpang sekitar 100 orang.
"Jika nanti N-2130 sudah mulai beroperasi maka peranannya dapat menggantikan pesawat Boeing 737 yang dikembangkan sejak tahun 1960-an. Boeing akan memusatkan bisnis mereka pada pesawat-pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747 serta Boeing 777," kata Habibie dikutip dari arsip Harian Kompas edisi 2 Juli 1996, Sabtu (26/02/2022).
Baca juga: Mengingat Mimpi Indonesia Punya Pesawat Komersial Jet Asli Karya Anak Bangsa
N-2130 setingkat lebih canggih dari pesawat N-250 Gatotkaca yang menggunakan mesin propeller. Direncanakan pesawat ini akan rampung tahun 2003 dan dirancang sesuai kemajuan teknologi pada eranya.
Proyek N-2130 yang dipimpin oleh anak Habibie, Iham Akbar Habibie itu bahkan sempat akan dibantu Boeing dalam pemasarannya.
Ide awal BJ Habibie membuat N-2130 berangkat dari terbukanya pasar pesawat dengan kapasitas 100-130 penumpang di tahun 2000 ke atas.
Sebab saat itu, pasar pesawat komersial banyak berfokus pada pesawat jenis baling-baling propeller untuk jarak pendek, dan untuk jet, produsen pesawat besar mendominasi produk Large Commercial Aircraft (LCA) atau pesawat dengan kapasitas besar.
Pesawat 100 penumpang menjadi low end dari LCA, yang sangat cocok digunakan di Indonesia untuk penerbangan jarak menengah.
Baca juga: Proyek Jet Tempur KFX/IFX dan Kompleksnya Kerja Sama Multiyears
N-2130 akan bisa mempercepat perjalanan antar-pulau di Indonesia, seperti untuk rute Jakarta-Makassar, Jakarta-Manado, Jakarta-Ambon, Jakarta-Sorong, dan lain-lain.
"Yang menarik dari program ini adalah bagaimana jelinya Pak Habibie melihat potensi pasarnya, kebutuhan Indonesia, dan kemudian kosong nggak ada lawan, cuma Fokker aja dan desainnya juga sudah lama," kata Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Andi Alisjahbana dalam perbincangan dengan Kompas.com baru-baru ini.
Pesawat N-2130 direncanakan dilengkapi dengan teknologi canggih advanced fly-by-wire system.
Sebagai pesawat baru, rancangan pesawat N-2130, antara lain memanfaatkan Computational Fluid Dynamics (CFD) Technology yang canggih untuk mengurangi biaya pengembangan.
"Kalau Indonesia jadi bikin, saingan bisa dikatakan nggak ada, kita jadi pelopor. Kemudian visi Pak Habibie untuk pakai N-2130 (pesawat kapasitas 100-130) kemudian ditiru," terang Andi.