Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide Banyak Ditiru, N-2130 Setipe dengan Sukhoi Superjet 100 yang Jatuh di Gunung Salak

Kompas.com - 26/02/2022, 18:59 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

Usai proyek N-2130 gagal, sejumlah produsen pesawat mengikuti langkah Indonesia untuk memproduksi pesawat jarak menengah dan regional ini.

Sebut saja seperti Embraer dari Brasil yang mengembangkan E-170. Seri ini kemudian dilanjutkan dengan stretch version E-190 yang penerbangan perdananya berlangsung pada 2004.

"Embraer coba bikin di awal tahun 2000, Embraer 170 dan 190, itu 80 dan 100 penumpang. Itu sehabis kita. Jadi idenya mungkin dari Pak Habibie, tapi juga lihat market, karena Brasil kan gede juga," sebut Andi.

Kemudian sebelumnya ada juga produsen pesawat Kanada, Bombardier Aerospace yang mengembangkan CRJ-700, stretch version CRJ-200 pada tahun 1997. Seri tersebut kemudian dilanjutkan dengan CRJ-900 dan akhirnya CRJ-1000 yang programnya dimulai pada 2007 dan penerbangan perdana pada 2008.

Program jet C series Bombardier akhirnya diakuisisi oleh Airbus pada tahun 2018 dan dinamai A-220.

Baca juga: Tenaga Ahli PT DI Sebut Pembelian Jet Rafale Tak Bisa Dibandingkan dengan Proyek KFX/IFX

Tak hanya Brasil dan Kanada, Rusia pun ikut mengembangkan pesawat regional jarak menengah tersebut. Adalah Sukhoi Superjet (SSJ) 100 yang memiliki spesifikasi mirip N-2130, dan pertama kali mengudara pada tahun 2011.

Untuk pengembangan SSJ 100, Sukhoi memiliki kerja sama jangka panjang dengan Boieng dan Pemerintah Rusia. SSJ 100 juga menggunakan mesin baru, SaM-146 buatan Rusia hasil kerja sama Rusia dan Perancis.

"Sukhoi Superjet 100, dicoba di market Indonesia buatan Rusia dan Italia. Yang kecelakaan di Gunung Salak. Itu dibuat di tahun 2000-an. Tapi karena buatan Rusia ya diganggu terus sama barat," ujar Andi.

Seperti diketahui, kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Indonesia terjadi pada 9 Mei 2012 saat melakukan penerbangan demonstrasi yang berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Joy flight yang mengangkut 42 tamu undangan dan 8 awak pesawat menabrak Gunung Salak di Kabupaten Bogor. Tak ada korban selamat dari kecelakaan ini.

Baca juga: Kisah PT DI Rumahkan 12.000 Karyawannya di Balik Kesuksesan Pesawat CN235

Terlepas dari hal itu, Andi menyatakan visi Habibie menciptakan kelas pesawat jet berpenumpang 100 orang di awal tahun 1990-an memang sudah tepat.

"Artinya market 100 penumpang saat itu bener kosong. Sayang kita setop. Kalau N-2130 jadi, kita lebih duluan daripada yang lain. Lebih punya marketshare," ucap mantan Direktur Pengembangan Teknologi PT DI tersebut.

Ia juga menyebut prediksi Habibie saat itu terbukti sebab jenis pesawat seperti N-2130 menjadi pesawat yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk saat ini.

Lalu mengapa proyek N-2130 tidak diteruskan kembali usai PT DI kembali bangkit?

"Anggaplah PT DI bangkit lagi tahun 2006-2007, dunianya sudah lain. Embraer dan Bombardier sudah ada. PT DI juga sudah bukan lagi perusahaan dengan 15 ribu karyawan, hanya tinggal 3.000-an karyawan pada saat itu," jawab Andi.

Sumber:

Harian Kompas edisi 2 Juli 1996: "Boeing Bantu Pasarkan N-2130"

Harian Kompas edisi 16 Mei 2021: "Dari N-2130 hingga SSJ100"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com