Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Dedi Mulyadi Heran Pemerintah Tak Bertindak Cepat Atasi Kenaikan Harga Kedelai

Kompas.com - 25/02/2022, 16:58 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengaku heran pemerintah tidak bertindak cepat untuk mengatasi kenaikan harga kedelai yang setiap tahun terjadi di Indonesia.

Padahal, kata dia, kedelai adalah bahan pokok untuk kebutuhan dan dinikmati puluhan juta orang di Indonesia.

Kenaikan harga itu pun membuat sejumlah pedagang tempe dan tahu di berbagai daerah melakukan aksi mogok dan membuat masyarakat kesulitan mendapatkan stok makanan tersebut.

“Lagi-lagi kita ini selalu aneh. Kenapa, sih, kalau berbicara kebutuhan publik yang begitu luas, menyangkut perut puluhan juta rakyat Indonesia, ya ngeluarin subsidi, mengintervensi pasar dengan membayar selisih harga pasar kedelai dunia. Ini kenapa enggak mau cepat dilakukan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/2/2022).

Dedi mempertanyakan mengapa pemerintah selalu berargumen dengan mekanisme pasar.

Menurutnya, logika tersebut harus segera diubah. Sebab publik tidak sepenuhnya mengerti berbagai hal yang berkaitan dengan mekanisme pasar.

Baca juga: Jamin Ketersediaan Kedelai, Kementan Fasilitasi Pengembangan Lahan Pertanian di Grobogan

“Publik hanya ingin makan. Gizi yang paling bisa didapat mereka adalah protein dari tahu tempe. Kalau itu saja mereka tidak kebeli masa masyarakat harus makan dengan garam lagi,” katanya.

Dedi menambahkan, pihaknya tidak ingin kedelai selalu menjadi isu tahunan yang tak ada habisnya. Dia menilai, pemerintah seharusnya bisa melakukan langkah cepat dengan memberi subsidi harga kedelai.

Untuk jangka panjang, lanjut pria yang akrab disapa Kang Dedi itu, pemerintah bisa memberi subsidi pertanian untuk petani kedelai agar tidak selalu merugi.

“Kita jujur-jujuran saja, ada di antara kita yang bahagia dengan semakin tingginya angka impor. Semakin impor tinggi mereka bahagia, semakin tinggi produksi dalam negeri mereka tidak bahagia."

“Impor itu kan hitungnya gampang, beli di luar sekian, jual di sini sekian, sudah ada selisih untung. Berbeda dengan tanam sendiri yang susah terima untungnya,” bebernya.

Baca juga: Usulan Subsidi untuk Redam Harga Kedelai, Cips: Tidak Akan Efektif

Intervensi pemerintah

Lebih lanjut, Dedi turut berkomentar mengenai mahalnya harga kedelai yang berimbas pada kenaikan harga tempe dan tahu. Menurutnya, hal itu akan tetap terjadi kalau harga kedelai masih tinggi.

Bahkan, lanjutnya, kondisi itu akan tetap sama meski pemerintah memberikan stimulus berupa bantuan permodalan, gas, listrik, atau bangunan harga. Sebab, stimulus tersebut akan tetap dianggap tidak ada.

“Sering kali bantuan itu tidak semua akan mendapat bantuan. Kemudian yang kedua, bantuan tidak bisa dibaca sebagai regulasi pasar. Jadi, menurut pandangan saya, walau itu mekanisme pasar, tetap pemerintah harus intervensi bagaimana harga kedelai turun,” katanya.

Politisi Partai Golkar itu pun menegaskan, kedelai harus lebih dulu tersedia karena harganya tidak mungkin turun jika barangnya tidak tersedia.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Depok Jual Ampas Sisa Produksi Buat Tambahan Ongkos Produksi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com