JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan tempat kejadian perkara (TKP) bentrokan di Pulau Haruku, Maluku, sudah dikendalikan.
Ramadhan, menyampaikan jajaran kepolisian dari Polresta Ambon dan anggota TNI sudah dikerahkan untuk menetralisasi bentrokan di lokasi.
"Saat ini sudah berada di TKP dan telah mengerahkan dengan backup BKO Brimob dari Polda Maluku untuk mengendalikan dan menetralisir situasi," kata Ramadhan di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Bentrok di Pulau Haruku Disebut akibat Keributan antar Individu yang Berujung Pertikaian Kelompok
Dalam rangka mengantisipasi bentrokan semakin parah, polisi setempat juga melakukan koodinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat.
"Upaya-upaya yang telah dilakukan Polda beserta Polres Ambon berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat, merangkul untuk menenangkan kedua kelompok tersebut," ujar Ramadhan.
Secara terpisah Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan Polda Maluku juga sudah mengirimkan pasukan brimob sebanyak satu satuan setingkat kompi (SSK) untuk mengantisipasi bentrokan lanjutan di Pulau Haruku, Maluku.
Dedi menyampaikan, saat ini situasi di lokasi bentrokan sudah terkendali.
"Polda sudah mengirimkan pasukan brimob 1 SKK untuk back up polresta Ambon untuk melokalisir dan antisipasi bentrok," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Rabu.
Baca juga: Sengketa Lahan, Penyebab Bentrok di Maluku Tengah yang Menewaskan 2 Warga dan Lukai 1 Polisi
Adapun dalam bentrokan ini diketahui ada dua orang meninggal dunia dan tiga orang luka-luka. Serta, sejumlah rumah warga di Desa Kariuw hangus dibakar massa.
Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, penyebab bentrokan warga dua desa itu dipicu oleh sengketa tanah di perbatasan antara dua desa.
Baca juga: Bentrok 2 Desa di Maluku Tengah, Polisi Minta Warga Tahan Diri
Kabid Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat pun meminta kedua warga yang bertikai untuk dapat menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu yang tidak bertanggung jawab.
“Sekali lagi kami minta warga menahan diri, karena kami sedang melakukan penyelidikan. Kita akan mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat,” kata Roem kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.