JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, perihal perizinan di kawasan industri hijau harus diberikan secara cepat. Jokowi meminta proses perizinan bisa diselesaikan dalam hitungan jam.
"Mengenai izin-izin jangan tunggu-tunggu pakai hari, pakai minggu. Eggak ada. (Dalam hitungan) Jam keluarkan. Untuk menunjukkan bahwa kita serius terhadap pembangunan kawasan ini," ujar Jokowi dalam sambutannya saat groundbreaking pembangunan kawasan hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Program Industri Hijau Dinilai Mampu Menghemat Energi Rp 3,2 Triliun
"Saya tidak mau mendengar lagi izinnya terlambat, izinnya belum selesai, Endak. Saya tadi sudah sampaikan di pesawat kepada Menko Marves tidak ada yang namanya terlambat. Enggak ada, dikawal betul," lanjutnya.
Menurut Jokowi, apabila ada hal yang sangat penting dan harus segera diselesaikan namun tak kunjung rampung, agar disampaikan kepadanya secara langsung.
Sebab kawasan industri hijau ini merupakan sebuah lompatan transformasi ekonomi Idonesia.
"Dan dimulai dari sini sehingga kita bisa mengelola sumber daya alam kita dari hulu sampai ke hilir. Dan yang paling penting penciptaaan lapangan pekerjaan yang sangat besar," kata Jokowi.
"Juga akan memberikan income kepada negara, pendapatan kepada negara dalam bentuk pajak ataupun non pajak sehingga akan memperbaiki neraca transaksi berjalan kita, memperbaiki nanti kalau ekspor neraca perdagangan kita yang sudah bertahun-tahun tidak bisa menyelesaikan dan tentu saja devisa akan masuk banyak kepada negara kita," tambahnya.
Sebelumnya, Jokowi melakukan groundbreaking pembangunan kawasan hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Selasa.
Kawasan tersebut nantinya akan menjadi lokasi produksi berbagai bentuk sumber energi seperti sodium iron,lithium iron, semi conductor dan petrochemical.
Baca juga: Jokowi Groundbreaking Kawasan Industri Hijau di Kaltara, Hasil Kerja Sama dengan China dan UEA
Menurut Jokowi keberadaan kawasan industri ini merupakan kerja sama besar antara pemerintah Indonesia, investor Indonesia, investor dari China, dan investor dari Uni Emirat Arab (UEA).
Sehingga dirinya berharap nantinya lokasi itu bisa menjadi yang terbesar di dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.