Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ingin RI Punya Lebih Banyak Insinyur karena Kontribusinya Jelas

Kompas.com - 17/12/2021, 15:05 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin ingin Indonesia memiliki lebih banyak insinyur. Menurut Wapres, insinyur memiliki kontribusi nyata terhadap pembangunan.

"Saya mengharapkan supaya jumlah insinyur kita diperbanyak karena kontribusinya jelas, memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan," kata Ma'ruf seusai membuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Bali, Jumat (17/12/2021), dikutip dari keterangan video.

Mengutip data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ma'ruf menyebut ada sekitar 2.600 insinyur per 1 juta penduduk di Indonesia.

Baca juga: Pastikan Hunian bagi Warga Terdampak Erupsi Semeru, Wapres: Semua Sudah Disiapkan

Angka tersebut jauh tertinggal dibandingkan dengen Vietnam yang 9.000 insinyur per 1 juta penduduk dan Korea Selatan dengan 25.000 insinyur per 1 juta penduduknya.

Untuk itu, ia mendorong PII untuk ikut mempercepat penambahan jumlah insinyur profesional agar sejajar dengan negara-negara maju, antara lain melalui sertifikasi profesi.

"Kita berharap ke depan jumlah insinyur yang dibanding dengan beberapa negara masih lebih kecil, kita harapkan lebih besar lagi, lebih banyak lagi. Oleh karena itu saya mendorong masayrakat untuk juga putra-putrinya diarahkan untuk menjadi insinyur," ujar Ma'ruf.

Dalam pidatonya saat membuka Kongres PII, Ma'ruf juga berpesan agar PII memaksimalkan potensi insinyur profesional agar dapat berkontribusi di berbagai bidang.

Ia mencontohkan, sepanjang sejarah, 3 dari 7 presiden Indonesia merupakan seorang insinyur yakni Presiden Soekarno, Presiden BJ Habibie, dan Presiden Joko Widodo.

"Saya berharap akan muncul lebih banyak lagi sosok-sosok insinyur sebagai pemimpin nasional, sehingga memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara ini," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres Berharap Pariwisata Bali Kembali Pulih pada Januari 2022

Ma'ruf juga menyampaikan tiga pesan lain kepada PII. Pertama, Ma'ruf meminta PII untuk merumuskan rekomendasi kebijakan dan rencana aksi dalam rangka Presidensi Indonesia di G20.

Kedua, ia berharap PII dapat menjadi wadah komunikasi dan sinergi para insinyur Indonesia yang lebih efektif serta dapat menghasilkan karya-karya yang lebih besar.

"Dan yang ketiganya, menginisiasi kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, terutama untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi. Insinyur profesional memainkan peran penting dalam menciptakan inovasi dan rekayasa teknologi yang akan mempercepat pembangunan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com