Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Ingatkan Penangkapan Teroris Harus Berdasarkan Fakta yang Kuat

Kompas.com - 24/11/2021, 14:03 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengingatkan aparat kepolisian dalam hal ini Densus 88 untuk tidak asal-asalan saat melakukan penangkapan teroris.

Menurut dia, teroris yang ditangkap harus jelas faktanya dan duduk perkaranya. Apabila memang bersalah perkaranya harus ditangani dengan adil.

"Harus kuat dasar dan faktanya. Dan kalau ada yang ditangkap dan tertangkap maka mereka juga jangan ditahan berlama-lama tapi proses dan bawa ke pengadilan untuk diadili secepatnya dan dengan seadil-adilnya sehingga jelas duduk perkaranya," kata Anwar melalui keterangan tertulis, Rabu (24/11/2021).

Baca juga: Wapres Sebut MUI Partner Pemerintah dalam Menanggulangi Terorisme

Anwar mengatakan, tidak masalah apabila ada teroris yang ditangkap karena terbukti melakukan kesalahan.

Namun, ia menggaris bawahi jangan sampai orang yang tidak bersalah nantinya juga asal ditangkap dan diperlakukan tidak semestinya.

"Kalau mereka salah ya silakan dipenjara tapi kalau mereka tidak salah ya kita jangan menzaliminya," ujarnya.

"Mereka adalah juga anak-anak bangsa seperti kita juga yang cinta dan merasa bertanggungjawab terhadap kehidupan dan perjalanan bangsanya," lanjut dia.

Selain itu, kata Anwar, masalah yang tidak kalah penting untuk diselesaikan adalah korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia.

Menurut dia, KKN di Tanah Air sudah semakin menjamur dan meresahkan sehingga harus segera ditangani aparat yang berwajib.

Baca juga: Tanggapi Tuntutan Pembubaran MUI, Wapres Maruf Amin: Tidak Rasional

"Oleh karena itu kepada pihak kepolisian, jaksa dan KPK kita himbau dan harapkan agar mereka jangan diam dan melempem saja," ungkapnya.

Anwar juga meminta aparat terkait untuk tidak hanya membidik sasaran kasus kecil tapi harus bisa membongkar dan menangkap tokoh dan gembong orang yang sudah sangat merugikan negara dan rakyatnya.

Kata dia, hal itu penting kita lakukan agar negeri kita ini bersih dari hal-hal yang merusak dan mengancam persatuan dan kesatuan serta eksistensi bangsa dan negara kita kedepannya.

"Kita harus kembali kepada semangat reformasi yang kita dengungkan dan perjuangkan dahulu yaitu memerangi dan membongkar KKN sampai ke akar-akarnya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com