Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] Panglima TNI Mutasi-Promosi 108 Perwira Tinggi | Sudi Silalahi Sempat Jalan Pagi lalu Nyeri Perut Sebelum Meninggal

Kompas.com - 27/10/2021, 08:49 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita terkait Panglima TNI yang melakukan mutasi-promosi terhadap 108 perwira tinggi menarik minat pembaca sehingga menjadi berita terpopuler di desk nasional Kompas.com pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Kemudian, isu lain yang menjadi artikel terpopuler adalah soal Sudi Silalahi yang sempat melakukan jalan pagi lalu alami nyeri perut sebelum meninggal.

Di bawah ini kami rangkum kembali informasinya untuk Anda.

Panglima TNI mutasi-promosi 108 perwira tinggi

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan mutasi dan promosi jabatan terhadap 108 perwira tinggi (Pati).

Mutasi dan promosi ini berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/943/X/2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, tertanggal 25 Oktober 2021.

"Telah ditetapkan mutasi dan promosi jabatan 108 Pati TNI terdiri dari 54 Pati TNI AD, 26 Pati TNI AL dan 28 Pati TNI AU," ujar Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto, dalam keterangan tertulis, Selasa (26/10/2021).

Adapun 108 Pati yang dimutasi dan mendapat promosi 54 di antaranya adalah Pati TNI AD, 26 Pati TNI AL, dan 28 Pati TNI AU.

Baca juga: Panglima TNI Mutasi-Promosi 108 Perwira Tinggi AD, AU, dan AL, Ini Daftarnya

Sudi Silalahi sempat jalan pagi lalu nyeri perut sebelum meninggal

Putera ketiga eks Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi, Cahyo Pangaribowo Silalahi menceritakan kronologi meninggalnya sang Ayahanda.

Cahyo mengatakan, Sudi meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta setelah merasakan nyeri perut usai jalan pagi pada Senin (25/10/2021).

"Hanya jalan pagi saja. Kalau nonton voli itu waktu acara Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) itu sudah lama. Kalau sebelum meninggal itu setelah jalan pagi, jadi nyeri perut, masuk rumah sakit, dan meninggal," kata Cahyo saat ditemui di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (26/10/2021) siang usai pemakaman.

Cahyo mengenang sosok ayahnya sebagai seorang pekerja keras. Menurut dia, begitu banyak momen yang sangat dikenang. Sehingga Cahyo tak bisa menceritakan momen yang paling dikenang saat bersama Sudi Silalahi.

Selain itu, Sudi juga disebut sebagai sosok yang selalu taat pada aturan, baik aturan negara maupun agama. Selebihnya, ungkap Cahyo, Sudi sama seperti kebanyakan orang tua lainnya yang menyayangi anak-anaknya.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Sudi Silalahi Sempat Jalan Pagi lalu Alami Nyeri Perut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com