Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewasnya Ali Kalora Diprediksi Akan Memperkecil Ancaman Teror di Poso

Kompas.com - 20/09/2021, 12:12 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com –Tewasnya pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur Ali Ahmad alias Ali Kalora sangat berpengaruh terhadap potensi ancaman keamanan di wilayah Poso, Sulawesi dan sekitarnya.

Peneliti dari the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan, potensi ancaman akan menurun akibat hilangnya sosok pemimpin.

“Ancaman menjadi rendah atau kecil. Bahkan bisa diprediksi akhirnya eksistensi kelompok teror di Poso yang ada di gunung akan down atau habis,” kata Harits kepada Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Selain itu, ia menilai tidak ada lagi anggota MIT yang memiliki kompetensi menjadi pemimpin seperti Ali Kalora meskipun masih ada 4 anggota lagi yang masih buron.

Baca juga: Ali Kalora Sudah Tewas dan Saya Pastikan Tidak Ada Penggantinya

“Sekelompok orang sisa DPO ini tidak bisa lagi menjadi magnet kuat bagi para simpatisan yang di bawah untuk men-support eksistensi mereka,” tambahnya.

Keempat anggota MIT Ali Kalora yang DPO itu juga dinilai akan mengalami kekurangan logistik sehingga akan mudah dicari aparat setempat.

Ia juga menilai 4 orang tersebut akan lebih fokus untuk bertahan hidup dibandingkan melakukan serangan balas dendam ke aparat.

“Di samping itu, sisa 4 orang ini tidak punya senpi dan amunisi yang layak dipakai untuk melawan," imbuhnya.

Baca juga: Profil Ali Kalora, Pemimpin Kelompok Teroris MIT yang Tewas

Diketahui, Pimpinan MIT Poso Ali Kalora dan pengawalnya yang bernama Jaka Ramadhan dipastikan tewas dalam kontak senjata antara kelompok teroris dan Satgas Mandago Raya.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah Irjen Polisi Rudy Sufahriadi mengatakan, jenazah dari Ali Kalora sudah RS Bhayangkara Polda Sulteng

Rudi juga menyebut, kini hanya tersisa 4 orang yang menjadi DPO. Mereka diimbau untuk segera menyerahkan diri.

"Sekarang terisa empat orang lagi, saya berharap mereka mau menyerahkan diri secara baik-baik kepada Satgas, kalau tidak, kita tetap akan mengejar sampai tuntas, sehingga wilayah Sulteng bebas dari aksi teroris," ungkap Rudy di Polres Parimo, Minggu (19/9/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com