Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Selebaran dan Mural di Berbagai Daerah, Ada Apa?

Kompas.com - 23/08/2021, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Goresan mural masif di sejumlah daerah. Ada yang menyebut bahwa aksi mural tersebut diorkestrasi. Ada juga yang mengatakan bahwa itu semata jeritan hati seniman mural yang terimpit situasi pandemi. 

Ada yang menarik untuk dicermati dari aksi mural di berbagai daerah ini. Pertama, aksi mural menyebar dalam satu pekan di sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Kedua, bahasa yang digunakan nyaris sama. Ketiga, polisi serentak melakukan penyelidikan tapi lalu dihentikan karena alasan yang sama: tidak ditemukan unsur pidana. 

7 hari mendakan mural dan selebaran

Tapi tunggu dulu. Barangkali ada yang belum mafhum apa itu Mural. Mural adalah aksi corat - coret seni yang dilakukan di dinding yang memiliki permukaan cukup luas.

Mural bukan barang baru. Pertama kali ditemukan di Gua Chuavet, di jajaran Lembah Ardeche di Perancis Tenggara, sekitar 30 ribu tahun yang lalu.

Bahkan salah satu seniman mural Indonesia Yayak Yatmaka mengungkapkan bahwa Mural justru pertama kali ada di Indonesia, yakni di salah satu Gua di Sulawesi dan Kalimantan sejak 40 ribu tahun lalu. Mana yang benar, perlu penelitian lebih lanjut.

Tapi yang jelas Mural sudah lama digunakan untuk medium komunikasi di berbagai peradaban. Ada yang berupa kode, ada yang berupa cerita rakyat. Kini mural berfungsi sebagai ekspresi sosial. 

Kembali ke mural dan selebaran yang terjadi belakangan ini. Memang faktanya masif terjadi. Ini bukan tentang tanggal dibuat, tapi tentang bahasan di media sosial. 

"404 Not Found" hingga "Dipaksa Sehat"

Gambar tentang mural mulai viral di media sosial pada 12 Agustus 2021. Gambar yang beredar adalah mural di salah satu sudut Kota Tangerang, Banten.

Mural itu menggambar sosok seseorang mirip Presiden Jokowi yang matanya tertutup selembar kain bertulis "404 not found". Entah apa yang dimaksud pembuat mural.

Yang jelas, "404 Not Found" adalah jenis informasi dalam dunia internet dengan kondisi tertentu: terhubung dengan jaringan internet tapi alamat situs tidak ditemukan.

Ada lagi gambar mural lain yang beredar. Kali ini di Pasuruan, Jawa Timur. Mural itu bertuliskan "Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit"

 

Tak berhenti di sini, sehari kemudian juga ditemukan Mural, kali ini di Pasuruan, Jawa Timur. Bertuliskan, "Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit".

Selang beberap hari, saat HUT ke-76 Republik Indonesia di Klaten, Jawa Tengah, beredar selebaran yang ditempel di pinggir-pinggir jalan. Pesan tulisannya sama, hanya ada sedikit tambahan, "Bertahan Hidup, Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com