Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Tiga Hal Utama untuk Optimalisasi Gerakan Wakaf

Kompas.com - 13/08/2021, 12:26 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, gerakan wakaf berkelanjutan perlu dilakukan optimalisasi dengan sejumlah upaya.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf di acara pencanangan Gerakan Sadar Wakaf bertajuk Riau Berwakaf secara virtual, Jumat (13/8/2021).

"Sebagai upaya optimalisasi gerakan berwakaf berkelanjutan, setidaknya terdapat tiga hal utama yang perlu diperhatikan," kata Ma'ruf.

Baca juga: Wapres: Wakaf Berperan dalam Pembangunan Negara, Salah Satunya Pembangunan Monas

Ketiga hal itu antara lain peningkatan literasi wakaf kepada masyarakat, teknologi digital untuk pengelolaan wakaf, dan perlunya sumber daya manusia (SDM) berkompeten di bidang wakaf.

Dalam hal peningkatan listerasi wakaf, kata dia, Indeks literasi wakaf (ILW) yang dirilis Kementerian Agama pada 2020 menyebutkan literasi masyarakat Indonesia berada dalam kategori rendah.

Rendahnya literasi masyarakat terhadap wakaf, kata dia, tidak hanya berdampak pada rendahnya realisasi wakaf, tetapi juga menyebabkan timbulnya persepsi keliru tentang wakaf.

"Sebagian besar persepsi wakaf masyarakat Indonesia masih bersifat tradisional, wakaf hanya berorientasi pada aset seperti tanah, gedung sehingga wakaf hanya dilakukan golongan orang tua dan golongan berada," kata dia.

Baca juga: Wapres: Banyak yang Kenal Wakaf tetapi Sedikit yang Mempraktikkan

Menurut dia, masyarakat perlu memahami bahwa wakaf bersumber dari masyarakat dan akan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah, kata Ma'ruf berperan untuk memfasilitasi, mendukung, dan mendorong kemajuan pelaksanaan wakaf tersebut sehingga perlu lebih genar melakukan sosialiasi, utamanya kepada generasi muda.

Selanjutnya, dalam hal teknologi digital untuk pengelolaan wakaf, saat ini sudah dibutuhkan sistem digital agar transaksi wakaf lebih mudah, transparan, dan akuntabel.

Bahkan beberapa LKS-PWU dan lembaga filantropi yang ditetapkan Kementerian Agama sebagai pengelola wakaf telah memiliki sistem digitalisasi untuk pengelolaan wakaf.

Baca juga: Ketua MUI Kecelakaan Mobil, Wapres Langsung Telepon dan Pastikan Kondisinya Baik

Sementara dalam hal SDM berkompeten di bidang wakaf, kata dia, pengelolaan wakaf harus dapat lebih profesional dan kepercayaan publik terus terjaga.

Hal ini menurut dia perlu didukung oleh pemerintah setempat ataupun lembaga filantropi yang menaunginya.

"Maka pengelolaan wakaf harus ditangani oleh SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang wakaf dan pengelolaan wakaf merupakan pekerjaan utama, bukan pekerjaan sampingan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com